Harga Daging Sapi di Kota Yogya Masih Stabil
Fenomena tersebut tak lantas mempengaruhi harga daging sapi di Kota Yogyakarta.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Komoditas daging sapi di beberapa daerah di Indonesia mengalami kenaikan harga.
Namun, fenomena tersebut tak lantas mempengaruhi harga daging sapi di Kota Yogyakarta.
Ketersediaan dari daging sapi pun masih terpantau aman.
Kasie Pengawasan Mutu Komoditas dan Kesehatan Hewan Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Endang Finiarti, mengatakan harga daging sapi yang beredar di pasaran Kota Yogyakarta masih stabil, berkisar antara Rp 105.000 sampai Rp 110.000 per kilogram.
Ia mengatakan, kenaikan harga daging sapi bukan karena kelangkaan daging sapi, pasalnya pasokan daging sapi di Kota Yogyakarta masih cukup aman.
"Masih stabil, terpantau hari ini, Jumat (22/1/2016) harga masih berkisar Rp 105.000 - Rp 110.000 saja. Ketersediaannya pun cukup," ujar Endang, Jumat (22/1/2016).
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta, Suyana, menuturkan, kenaikan tersebut hanya psikologi pasar saja.
Pedagang terpengaruh dengan asumsi kenaikan harga yang beredar di pasaran.
Ia menuturkan, selama ini pihaknya telah sesuai dengan kebijakan dari propinsi untuk tidak memasukkan impor sapi dari luar daerah ke DIY, yang bertujuan untuk melindungi para peternak, namun ternyata dimanfaatkan oleh oknum jagal, untuk mempermainkan harga.
"Kenaikan harga itu karena dipengaruhi psikologi pasar, begitu ada yang bilang harga naik, lalu kesemuanya ikutan naik," tutur Suyana.
Papar Suyana, secara statistik pertanian, jumlah ekor sapi masih mencukupi. Namun secara statistik perdagangan, ketersediaannya masih kurang.
Hal ini disebabkan, sapi yang sudah siap potong dari peternak, ditahan untuk tidak dijual, karena kondisi yang tidak menguntungkan peternak secara biaya perawatan harian, dengan harga jual di pasar.
"Bulan-bulan Desember memasuki Januari ini memasuki bulan-bulan paceklik. Bukan hanya daging, beras atau sayur juga langka. Ini termasuk tren alami yang berkaitan dengan produksi. Sebagai contoh, menjelang hari raya suplai daging masih cukup, namun harganya naik sesuai psikologi pasar yang menginginkan naik menjelang hari raya," tutur Suyana.
Lanjut Suyana, kendati harga daging cukup stabil, pihaknya tetap mengambil langkah antisipatif untuk mengendalikan harga daging supaya tidak terlanjur naik, terpengaruh oleh kenaikan daging di daerah lain. (*)