Banyak Pengguna Narkotika ke Anti Depresan Murah dan Mudah Didapat
Jangan sampai peredaran mushroom menjadi alternatif lain bagi pengguna narkotika untuk mendapatkan barang dengan efek anti depresan.
Penulis: Santo Ari | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Santo Ari
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kepala BNN DIY, Soetarmono mengatakan bahwa perlu adanya pemahaman kepada masyarakat akan bahaya magic mushroom ini apabila dikonsumsi secara terus menerus.
Apabila sudah diberikan sosialisai, tapi tetap saja masih banyak yang menjual bahkan ada kesan pembiaran oleh para peternak hewan, bisa saja penegak hukum menerapkan pasal keikutsertaan dalam kasus ini.
Hal yang ditekankan kepala BNN DIY adalah, jangan sampai peredaran magic mushroom menjadi alternatif lain bagi pengguna narkotika untuk mendapatkan barang dengan efek anti depresan atau halusinogen yang lebih murah dan mudah di dapat.
"Banyak yang beralih. Bahkan kasus baru baru ini pengguna mengganti ganja dengan narkotika jenis baru seperti good shit atau tembakau gorila yang belum masuk dalam tabel jenis narkotika," paparnya.
Soetarmono mengatakan apabila masih ada pasar, maka peredaran narkotika, apapun itu bentuknya akan terus ada. Tugas BNN adalah menangkal penyebaran narkotika ini.
Salah satu sasaran BNN adalah mahasiswa. Soetarmono mengatakan dari data yang ia dapat, 30 persen pengguna narkotika berasal dari kalangan mahasiswa. Tentu ini adalah hal yang sangat disayangkan.
Untuk itu, ia mencoba merangkul kampus-kampus di seluruh DIY agar bergabung dalam satgas pemberantasan narkoba.
Dari 118 kampus yang ada di DIY, sudah ada 38 kampus yang ikut andil dalam program ini, kedepan ia akan terus berupaya agar dapat merangkul seluruh kampus yang ada di Yogyakarta.
"Dengan satgas ini, mahasiswa dilatih agar tidak apatis dan menjadi daya tangkal peredaran narkoba. Tugasnya memberikan pemahaman ke teman sebaya atau adik angkatan akan bahaya narkoba," ucapnya.
“Minimal dapat menjadi agen BNN dan dapat melaporkan informasi yang berkaitan dengan peradaran narkoba di lingkungan kampus,” imbuhnya. (tribunjogja.com)