Sujiwo Tedjo dan Butet Hadiri Pameran Tunggal Sudiro di BBY
Pameran tersebut berlangsung dari 17 hingga 24 November 2015 mendatang, dengan mengadirkan lebih dari 30 karya Sudiro
Penulis: abm | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Septiandri Mandariana
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Budayawan Butet Kertaradjasa dan Sujiwo Tejo hadir dalam pameran seni rupa tunggal perdana Sudiro bertajuk "Samar-sama Semar Sudiro," Selasa (17/11/2015) malam, di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY).
Pameran tersebut berlangsung dari 17 hingga 24 November 2015 mendatang, dengan mengadirkan lebih dari 30 karya Sudiro, baik lukisan maupun patung.
Tidak hanya melihat-lihat, mereka pun mengagumi sosok Sudiro, baik dari karya-karyanya maupun konsistensinya dalam berkesenian hingga usia tua.
Terdapat banyak judul lukisan yang Sudiro ciptakan, di antaranya Affandi, Goro-goro, Upacara Melasti, Ojo Ngono, Semar, Melahirkan Pancasila, Semar Mbangun Kahyangan, Di Dalam Semar Ada Semar, Eling Lan Waspada, Dewa, Pelindung Jagad, Pantulan Cermin, Eling dan masih banyak lagi.
"Sosok Pak Diro adalah simpul yang membuat saya percaya, cinta dan ingin terjun ke dunia berkesenian. Pak Diro adalah kawan dari almarhum ayah saya," papar Butet.
Butet kecil pun sering diajak oleh Sudiro untuk berkunjung ke tempat-tempat kesenian, menyaksikan pentas teater, di ajak ke rumah seniman seperi Affandi dan Djoko Pekik dan lainnya.
Karena hal-hal itulah yang mengantarkan Butet untuk mencintai dunia kesenian hingga saat ini.
Begitupun dengan Sujiwo Tejo, salah satu budayawan yang dimiliki oleh Indonesia ini berkeliling melihat dan mengamati satu persatu karya-karya yang dibuat oleh Sudiro.
Namun, Sujiwo Tejo terdiam lama saat mengamati salah satu lukisan milik Sudiro berjudul "Semar Mbangun Kahyangan", yang dibuat pada tahun 2012 berukuran 150×200.
"Semangat akulturasinya sangat kuat dalam karya tersebut (Semar Mbangun Kahyangan). Saya melihat semua agama bisa dirangkum di situ. Karena saya juga melukis Semar. Semar-semar saya ada di antara masjid, pura, gereja dan lain-lain. Jadi saya lihat Semar dalam karya Pak Sudiro seperti itu, makanya agak lama," imbuh Sujiwo Tejo.
Selain melihat-lihat karya dari Sudiro, Sujiwo Tejo pun sempat menyanyikan sebuah lagu yang diciptakannya dalam bahasa Jawa, yang menceritakan tentang seseorang yang mencari jati diri, sambil memegang sebuah wayang semar di hadapan ratusan pengunjung pameran "Samar-samar Semar Sudiro" pada malam itu. (*)
