Persma Se-DIY Tolak Pembredelan Pers Kampus
Adanya intervensi pihak luar terhadap kegiatan kampus dianggap sebagai keadaan yang gawat.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Majalah Lentera karya Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), FISKOM, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga mendapatkan sorotan khusus dari pihak kepolisian.
Ujungnya, polisi menarik majalah yang terbit pada 9 Oktober 2015 tersebut dari peredaran.
Hal tersebut akhirnya membuat Pers Mahasiswa se-DIY menggelar aksi solidaritas di Tugu Pal Putih, Kamis (22/10/2015).
Adanya intervensi pihak luar terhadap kegiatan kampus dianggap sebagai keadaan yang gawat.
"Kepolisian setempat mempermasalahkan isi dari majalah itu. Mereka juga menyebut narasumbernya tidak valid," terang Koordinator Aksi Solidaritas, Arfrian Arci.
Arci mengungkapkan jika keadaan ini berlangsung secara berkelanjutan, maka kebebasan pers benar-benar berakhir.
"Jangan ada lagi pembredelan. Gunakan hak koreksi dan hak jawab yang harus dilakukan dalam tata cara jurnalistik. Ungkapkan melalui mimbar diskusi, bukan dengan aksi premanisme," terangnya kepada Tribun Jogja.
Demonstran juga menyampaikan tuntutan yang berupa jaminan rasa aman terhadap segala bentuk kegiatan mahasiswa, mengecam kriminalisasi dan intervensi kepolisian di ranah akademik.
Mereka juga mengecam pembredelan pers mahasiswa, menuntut dewan pers segera menyikapi kasus pers mahasiswa, dan mengutuk birokrat kampus UKSW, yang telah membredel dan melanggar kebebasan berekspresi mahasiswa. (*)