Perantau Suku Dayak Hibur Warga Yogyakarta
Untuk mengobati rindu terhadap kampung halaman, mereka berkumpul dan membuat sebuah acara yang dinamakan "Pesta Seni dan Budaya Se-Kalimantan XIII"
Penulis: abm | Editor: Ikrob Didik Irawan
Menurutnya, pada masa lalu, tato merupakan sebuah lambang yang menunjukan siapakah seseorang tersebut di tengah masyarakatnya.
"Seperti lambang bunga terong yang terdapat di dekat lengan. Itu waktu dulu melambangkan bahwa dia adalah kepala suku," ujarnya.
Hal serupa pun dikatakan oleh Sekundus R yang merupakan pembina dari Sanggar Komunitas Pecinta Seni dan Budaya Parindu.
Ia mengatakan, bunga terong tersebut pun dapat diartikan sebagai lambang seseorang yang telah merantau.
Lambang bunga terong tersebut pun ia kenakan pada pakaian adat khas suku dayak miliknya pada saat karnaval berlangsung
"Kami berasal dari Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Saya sangat senang bisa mengikuti pesta seni dan budaya ini. Masyarakat di sini pun terlihat sangat mengapresiasi kami," kata Sekundus.

Tribun Jogja/Septiandi
Andreas melanjutkan, pesta tersebut diikuti oleh beberapa sub suku dayak yang tersebut di seluruh daerah di Kalimantan.
Ia mengatakan, hal ini pun dapat menjadi sesuatu penyadaran bagi masyarakat yang sudah mulai melupakan budayanya sendiri akibat modernisasi.
"Kebudayaan kami tidak tergerus, namun banyak anak muda yang sudah mulai tidak mengenal. Dari sini kami ingin kembali mengajak dan memperkenalkan lagi budaya yang merupakan budaya asli Indonesia ini," tambah Andreas.
Selain mengadakan karnaval, acara yang berlangsung selama tiga hari di Taman Budaya Yogyakarta ini pun menyelenggarakan beberapa agenda kegiatan.
Agenda tersebut di antaranya ada lomba gasing, lomba memasak makanan khas dayak, dan lomba sumpit. (tribunjogja.com)