TNI Dan Polisi Magelang Jaga Gereja sebagai Antisipasi Dampak Tolikara
Kodim 0705/Magelang dan Kepolisian Resor (Polres) Magelang terus menggencarkan patroli di sejumlah tempat peribadatan.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Kodim 0705/Magelang dan Kepolisian Resor (Polres) Magelang terus menggencarkan patroli di sejumlah tempat peribadatan, utamanya gereja pasca kerusuhan yang terjadi di Tolikara, Papua, baru-baru ini.
Ada ratusan personel yang ditempatkan di sejumlah gereja yang berada di Kota dan Kabupaten Magelang.
Komandan Kodim (Dandim) 0705/Magelang, Letkol Arm I Gede Made Antara menjelaskan, pihaknya menempatkan sekitar 250 personel TNI yang disebar di seluruh gereja di wilayah Kota dan Kabupaten Magelang, pasca kerusuhan di Tolikara.
Penempatan personel itu dimaksudkan sebagai antisipasi dampak kerusuhan dan juga agar suasana keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) terus terjaga dengan baik.
“Kami plotting dalam tiga shift sejak terjadi kerusuhan tersebut. Tujuannya adalah untuk menjaga keamanan tempat ibadah. Tak hanya gereja namun di sejumlah masjid juga kami jaga,” katanya, usai acara Halal Bihalal dengan Forpimda Kabupaten Magelang di rumah dinas Bupati Magelang, Sabtu (25/7/2015).
Menurutnya, patroli personel dengan seragam lengkap ini juga dilakukan bersama-sama dengan Polres Magelang dan Magelang Kota.
Patroli ini dilakukan pada jam-jam tertentu misalnya subuh, dini hari, dan menjelang Maghrib. Hingga saat ini, dia memastikan kondisi di Magelang cukup kondusif dan aman.
“Untuk pelaksanaan patroli ini akan kami lakukan hingga suasana benar-benar kondusif. Tidak ada isu-isu yang membuat kerukunan terpecah. Maka, kami menghimbau pada warga agar terus mengembangkan toleransi dan sikap rukun,” jelasnya.
Kapolres Magelang, AKBP Zain Dwi Nugroho menjelaskan, pihaknya juga melakukan patroli di sejumlah tempat ibadah. Untuk megantisipasi gangguan kamtibmas, pihaknya menerjunkan sekitar 130 personel dengan seragam lengkap saat berjaga.
“Masing-masing gereja ada sekitar dua personel. Ini tujuannya untuk langkah antisipasi. Tidak ada personel khusus, hanya patroli dari pihak Polsek dan jajaran lainnya,” ujar Zain.
Waspada Ajakan Solidaritas
Zain juga menghimbau agar warga tetap mewaspadai ajakan solidaritas dan pergerakan massa yang memecah kerukunan antar umat beragama, pasca tragedi di Tolikara. Dia menyebut, ajakan tersebut banyak beredar melalui media sosial yang saat ini sangat mudah diakses oleh warga.
“Masyarakat kami himbau untuk tidak terpancing emosi. Apalagi, jika ada ajakan yang diarahkan ke isu SARA, jangan dicerna mentah-mentah. Tetap jaga kerukunan dan juga toleransi dalam kehidupan bermasyarakat,” ucapnya.
Deteksi dini adanya isu-isu negatif dan tindakan negatif terus dilakukan pihaknya. Hal itu mengingat wilayah Magelang sangat berdekatan dengan wilayah Purworejo dan Yogyakarta, dimana beberapa hari lalu ada sebuah insiden di GKJ Purworejo dan Gereja Baptis Sewon, Bantul.