Ramadan 1436 H

Penetapan Puasa dan Lebaran Disebut akan Serentak Hingga Tahun 2023

Din memperkirakan penentuan awal puasa akan sama hingga delapan tahun mendatang.

Editor: Muhammad Fatoni
net
Logo NU dan Muhammadiyah 

TRIBUNJOGJA.COM - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, memperkirakan penetapan awal puasa tidak akan mengalami perbedaan hingga tahun 2023 mendatang. Meski Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) serta pemerintah menggunakan metode berbeda, Din memperkirakan penentuan awal puasa akan sama hingga delapan tahun mendatang.

"Insya Allah kondisi seperti ini (Muhammadiyah dan NU sama) akan berlangsung, katanya sampai 2023," ujar Din di Istana Kepresidenan, Selasa (16/6/2015).

Din menjelaskan, Muhammadiyah, untuk Ramadan tahun ini, sudah menetapkan sejak jauh hari bahwa awal ibadah puasa ialah pada 18 Juni, sementara 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri ialah pada 17 Juli mendatang. Penetapan itu dilakukan dengan penggabungan teknik rukyat dengan ilmu hisab (hitung).

"Penentuan soal 1 Ramadan atau 1 Syawal itu untuk 100 tahun akan datang sudah bisa diprediksi karena menggunakan ilmu falak yang berbasis astronomi fisika matematika yang kami yakini hasilnya itu hampir dapat disebut pasti. Namanya ilmu pasti," kata Din.

Di dalam kitab suci Al Quran, lanjut dia, metode observasi itu juga bisa dilakukan. "Penglihatan Muhammadiyah adalah tetap melihat rukyat, tetapi dengan akal pikiran. Rukyat dengan ilmu, bukan rukyat dengan ala pemerintah," ucap dia.

Untuk tahun ini, Din juga sudah memperkirakan bahwa penetapan awal 1 Ramadan pasti akan sama karena hilal tidak terlihat hingga matahari terbenam.

Meski ada perbedaan cara dan pemahaman itu, Din meyakini hal tersebut tidak menjadi soal lantaran pemerintahan di bawah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memiliki komitmen mendekatkan Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved