Siswa SDN Bangunrejo 1 dan 2 Selamatkan Diri Hindari Longsor

Ratusan siswa SDN Bangunrejo 2 Yogyakarta tiba-tiba berhamburan keluar kelas ‎dan menyelamatkan diri masing-masing

Penulis: tiq | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tribun Jogja/Bramastyo Adhy
Suasana simulasi evakuasi bencana yang digelar SDN Bangunrejo 1 dan 2 Yogyakarta, Kamis (4/6/2015) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Pristiqa Ayun Wirastami

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ratusan siswa SDN Bangunrejo 2 Yogyakarta tiba-tiba berhamburan keluar kelas ‎dan menyelamatkan diri masing-masing. Mereka berlarian menuju SDN Bangunrejo 1 yang terletak di depannya.

Pasalnya, Sungai Winongo yang terletak persis di sebelah sekolah mereka mengalami longsor dan bisa berimbas pada bangunan sekolah mereka.

Beberapa guru pun menggendong siswa mereka agar bisa segera dievakuasi. Ada pula siswa yang dievakuasi dengan menggunakan tandu, dan beberapa bagian si tubuh mereka mengalami luka-luka.

Setelah sampai di SDN Bangunrejo 1, mereka pun segera ditangani di tenda darurat.

Untungnya, kejadian tersebut hanyalah sebuah simulasi yang digelar SDN Bangunrejo 1 dan 2 Yogyakarta.

Simulasi mitigasi bencana longsor yang sering melanda Sungai Winongo dilakukan karena kedua sekolah ini diresmikan menjadi Sekolah Siaga Bencana.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Heri Lancono menjelaskan dipilihnya kedua sekolah ini sebagai Sekolah Siaga Bencana karena lokasinya yang berada di zona merah bencana, yaitu tepat di samping Sungai Winongo.

Seperti yang pernah terjadi sebelumnya, kawasan ini merupakan kawasan langganan banjir dan longsor jika musim hujan tiba.

Selain itu, berdasarkan Perda DIY Nomor 8 Tahun 2010 tentang Penanggulangan Bencana, mewajibkan satu pendidikan untuk menginisiasi pengurangan resiko bencana dengan menggelar kegiatan semacam simulasi.

Hal ini bertujuan agar anggota instansi tersebut memiliki kesiapan jika menghadapi suatu bencana.

"Sebelumnya kami sudah memberikan sosialisasi mitigasi bencana kepada para guru dan karyawan. Kini tinggal kewajiban mereka meneruskan ke para siswa," kata Heri saat peresmian SDN Bangunrejo 1 dan 2 sebagai Sekolah Siaga Bencana, Kamis (4/6/2015).

Sementara Edy Heri Suasana, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta memaparkan persiapan kedua sekolah inklusi ini menjadi Sekolah Siaga Bencana telah dimulai sejak tahun 2013 lalu.

Pada tahun tersebut, pembangunan talud pun mulai dilakukan untuk mengantisipasi longsor yang mungkin terjadi.

"Sedangkan pada tahun 2014, sosialisasi penanggulangan bencana ke warga sekolah sudah mulai dilakukan. Itu pun sudah dimasukkan ke kurikulum reguler," kata Edy. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Tags
longsor
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved