Peringatan Harkitnas di Tempat Kongres Pertama Boedi Oetomo di Yogya

Meski usia gedung tersebut lebih dari seabad lamanya, namun bangunannya itu masih terlihat kokoh, megah dan sangat terjaga.

Penulis: abm | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Septiandri Mandariana
Suasana peringatan Hari Kebangkitan Nasional di SMAN 11 Yogyakarta, Rabu (20/5/2015). Tempat ini merupakan lokasi kongres pertama organisasi Boedi Oetomo pada 1908 silam. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ratusan siswa tampak memadati sebuah gedung tak berpintu di salah satu sudut SMAN 11 Yogyakarta.Mereka terlihat duduk manis dan beberapa diantaranya juga tampak serius saat mendengarkan materi yang disampaikan para pemateri dalam acara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-107, Rabu (20/5/2015).

Peringatan itu terasa spesial, pasalnya di tempat itulah, organisasi pergerakan nasional pertama yaitu Boedi Oetomo menggelar kongresnya untuk yang kali pertama, pada tahun 1908 silam. Meski usia gedung tersebut lebih dari seabad lamanya, namun bangunannya itu masih terlihat kokoh, megah dan sangat terjaga.

Di sana, kita pun bisa melihat beberapa tulisan dan foto-foto tokoh nasional yang terpajang, dan menjadi bagian dari kebangkitan bangsa ini.

Peringatan Harkitnas kali ini diikuti oleh lebih dari 500 siswa SMAN 11 Yogyakarta. Kali ini, "Bangkit Bersama Menuju Indonesia Raya yang Mulia" diusung menjadi tema peringatan HArkitnas yang ke-107.

Menurut Prof Djoko Dwiyanto, sejarawan yang juga ketua Dewan Kebudayaan DIY, Boedi Oetomo dulu sengaja memilih tempat kongres di Kota Yogyakarta pada 1908. Hal itu karena Yogyakarta dirasa merupakan tempat yang berada di tengah wilayah negara Indonesia.

"Sehingga orang-orang yang berada dari timur dan barat, maupun yang dari luar jawa, bisa datang ke kongres pertama Boedi Oetomo," ujarnya.

Djoko pun mengatakan, pada saat kongres pertama tersebut, pihak Keraton Kesultanan Yogyakarta dan Pakualaman memberikan dukungan penuh, agar kongres tersebut diselenggarakan di Yogyakarta.

Ia juga menjelaskan bahwa ketua kedua organisasi Boedi Oetomo juga merupakan Pangeran dari Pakualaman, yaitu Noto Dirodjo.

"Ketika itu Yogyakarta sangat welcome dan mendukung berdirinya Boedi Oetomo," imbuh Djoko.

Dia bercerita, ketika itu Boedi Oetomo memiliki niat mencari biaya untuk memberi beasiswa kepada para siswa pribumi untuk bisa bersekolah.

"Di situ kita melihat, ada sebuah pesan yang dilakukan oleh organisasi Boedi Oetomo, maknanya dijadikan tema Harkitnas, yakni 'Berwawasan kebangsaan'. Di sini berarti, bersama-sama untuk membangun bangsa, bukan kesukuan," paparnya.

Ia pun mengkritisi mengenai keadaan generasi muda saat ini dinilainya memiliki rasa kebangsaan yang semakin menurun.

"Zaman semakin maju. Komunikasinya sudah baik, namun rasa kebangsaannya menurun," ujar Djoko.

Sementara pihak SMAN11 Yogyakarta, menyambut positif peringatan Harkitnas yang dilaksanakan di sekolah tersebut.

"Yang jelas, kami sangat besyukur, karena bisa menempati sebuah tempat yang sangat bersejarah. Dari kata mensyukuri, kita harus menjaga, dan kita manfaatkan untuk kegiatan pendidikan," ujar Edi Prajak, Humas SMAN 11 Yogyakarta.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved