Pendaki Jatuh ke Kawah Merapi

Proses Evakuasi Harus Menggunakan Masker Gas dan Pakaian Tahan Api

Letak jatuhnya Eri sangatlah ekstrim, karena permukaan tebing yang labil dan mudah runtuh.

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
@BPPTKG
Puncak Merapi 

TRIBUNJOGJA.COM - Proses evakuasi Eri Yunanto (21), pendaki  yang terjatuh ke dalam kubah lava Gunung Merapi terhambat cuaca yang tak bersahabat. Pembuatan jalur rintisan dan jalur safety line terkendala kabut yang menutup pandangan tim penyelamat.

Hal itu diutarakan Komandan SAR DIY, Brotoseno, Minggu (17/5/2015). Secara terperinci ia menjelaskan, pihaknya bekerjasama dengan tim SAR Selo Boyolali, Barameru, bergerak ke arah puncak merapi pada pagi hari. Sesampainya di Pasar Bubrah, tim harus mengurungkan naik ke puncak lantaran kabut tebal yang turun.

Tak menunggu waktu yang lama, tim kembali naik setelah kabut mulai menghilang. Siang hari, saat mereka berhasil di puncak gunung merapi, tim penyelamat mengaktifkan drone untuk melacak posisi survivor yang terjatuh di kawah gunung Merapi.

"Drone sudah dapat memantau objek di dasar sekitar sedalam 150 meter. Posisi survivor tegak lurus di bawah jalur puncak," ujar Brotoseno.

Kendati sudah diketahui posisi tubuh Eri, komandan SAR belum bisa memastikan secara pasti kondisinya. Hal itu lantaran penyelamat belum bisa sampai titik koordinator survivor untuk penyelamatan.

"Kami menggunakan metode vertical rescue, tetapi untuk saat ini belum bisa dilakukan, karena cuaca yang berkabut. Sekarang baru proses pembuatan safety line. Untuk penjangkauan dan evakuasi kemungkinan besok (Senin hari ini, red)," tambahnya.

Brotoseno menambahkan, letak jatuhnya Eri sangatlah ekstrim, karena permukaan tebing yang labil dan mudah runtuh. Apalagi ditambah dengan adanya gas beracun.

"Seperti yang disarankan mbah Rono kepada saya, untuk evakuasi masuk ke dalam kubah diharuskan memakai masker gas, dan pakaian tahan api," jelasnya.

"Selain itu, evakuasi harus dilakukan dalam keadaan sinar matahari dpat masuk secara langsung menyinari kubah," tambahnya.

Ia menjelaskan dengan kondisi bebatuan dan kontur yang berbahaya evakuasi tidak diperbolehkan di malam hari, pagi hari, cuaca mendung apalagi diguyur hujan.

Dalam kesempatan itu ia juga mengimbau kepada para pendaki untuk sementara waktu tidak melakukan pendakian ke gunung merapi saat proses evakuasi berlangsung. Hal ini untuk memudahkan tim berkonsentrasi dalam proses evakuasi. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved