Pasar Yakopan, Tawarkan Aneka Barang dan Kuliner Tradisional

Sebuah patung lilin pemilik sekaligus pendiri Kompas Gramedia Group, Jacob Oetama, berdiri di bagian depan Bentara Budaya Yogyakarta (BBY).

Penulis: Muhammad Fatoni | Editor: tea
Tribun Jogja/ M Fatoni
Patung pemilik sekaligus pendiri Kompas Gramedia Grup, Jacob Oetama, terpampang di ruang utama Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), Senin (15/9), dalam even Pasar Yakopan 2014. Kegiatan ini berlangsung hingga 21 September 2014 mendatang. (Ton) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, M Fatoni

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sebuah patung lilin pemilik sekaligus pendiri Kompas Gramedia Group, Jacob Oetama, berdiri di bagian depan Bentara Budaya Yogyakarta (BBY). Dengan menuntun sepeda onthel, patung Jacob seolah menyapa para pengunjung yang datang di Pasar Yakopan 2014 di tempat tersebut.

SEJUMLAH pernik kerajinan dan kesenian pun terpampang di sudut BBY yang berlokasi di Jalan Suroto Yogyakarta. Mulai dari gelang, aksesoris, topeng hingga wayang juga bisa disaksikan para pengunjung, yang merupakan kreasi dari sejumlah seniman yang menjadi peserta Pasar Yakopan kali ini.

Di sudut lain, sejumlah benda kuno juga dipamerkan, semisal radio tua, alat pemutar piringan hitam, serta beberapa surat kabar lawas. Buku-buku anyar hingga buku lama,dan wayang dolanan anak pun turut menghiasi ruangan Bentara Budaya.

Gelaran Pasar Yakopan 2014 ini memang menyajikan sejumlah benda menarik, yang diadakan dalam rangka merayakan ulang tahun BBY ke-32.Nama Pasar Yakopan sendiri berasal dari nama Jakob Oetama pendiri dan pemilik Kompas Gramedia Grup.

Menurut kurator BBY, Hermanu, Pasar Yakopan ini sesuai dengan semangat Bentara Budaya Yogyakarta yang senantiasa berjuang untuk mengangkat seni dan budaya tradisi yang terpinggirkan. BBY juga berupaya mendukung serta mempopulerkan kembali berbagai khasanah seni budaya yang pernah ada dan sekarang tidak memperoleh tempat di kalangan luas.

"Pasar Yakopan ini memang disediakan bagi para seniman dan perajin untuk menampilkan karya-karya seni budaya, yang sudah jarang kita temui sehari-hari seperti topeng, wayang karton, dolanan anak, keris, batik, lukis wajah hingga karikatur," paparnya.

Kegiatan yang dibuka sejak Senin (15/9) ini pun juga menyediakan aneka kuliner tradisional. Sebut saja misalnya gatot, tiwul, dawet hitam, bakmi Jawa, yang tersedia di halaman sisi selatan ruang utama BBY.

"Setiap hari pengunjung bisa melihat dan membeli berbagai barang yang saat ini bisa jadi hanya menjadi klangenan saja, sekaligus mencicipi jajanan dan makanan yang mungkin sudah langka," imbuhnya.

Hermanu menambahkan, adanya Pasar Yakopan ini sekaligus menjadi jembatan masyarakat untuk mengakrabi benda-benda tradisi dari masa lalu. Menurutnya, benda - benda tersebut sarat akan nilai seni dan budaya, yang perlu untuk dilestarikan.

Sementara untuk kuliner, ia menyebut kegiatan yang berlangsung hingga 21 September ini juga untuk memberi kesempatan dan mempopulerkan kuliner tradisional. Makanan - makanan tersebut, tambahnya, mungkin tidak bisa ditemui di swalayan atau pusat perbelanjaan modern.

"Jadi masyarakat pun bisa mengenal kembali makanan-makanan ini, karena ini kan juga bagian dari warisan budaya turun-temurun," kata dia. (Muchamad fatoni)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved