Debat Capres Cawapres

Ditanya HAM, Prabowo: Tanyalah Kepada Atasan Saya

Prabowo pun sempat menyela pertanyaan Jusuf Kalla yang menurutnya kurang tepat saat menyebutkan bahwa semua pelanggar HAM

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari kubu koalisi Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto - Hatta Rajasa memaparkan visi misi saat Debat Capres - Cawapres bertema Pembangunan Ekonomi, Pemerintahan Bersih dan Kepastian Hukum di Balai Serbini, Jakarta, Senin (9/6/2014) malam. Pemilu Presiden 2014 akan berlangsung 9 Juli 2014 mendatang. 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Calon presiden dengan nomor urut satu, Prabowo Subianto bernada cukup tinggi soal pertanyaan calon wakil presiden nomor urut dua, Jusuf Kalla yang menanyakan masalah komitmen penegakan hak azasi manusia (HAM). Prabowo pun sempat menyela pertanyaan Jusuf Kalla yang menurutnya kurang tepat saat menyebutkan bahwa semua pelanggar HAM adalah orang yang membawa bom.

"Saya tidak bicara semua, tapi ada," sela Prabowo saat JK menjabarkan pertanyaan lanjutannya atas jawaban Prabowo soal perlindungan HAM dalam acara debat kandidat calon presiden dan wakil presiden di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (9/6/2014).

Setelah ditengahi oleh moderator, Zainal Arifin Mochtar yang merupakan Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi Universitias Gadjah Mada, JK pun melanjutkan pertanyannya kepada Prabowo. Dia ingin menegaskan maksud Prabowo soal penilaian soal dugaan kasus masa lampau yang disebutnya tergantung penilaian dari atasan mantan Panglima Komando Startegi Angkatan Darat itu.

"Pertanyaan terserah penilaian atasan bapak begitu kan tadi? Lalu bagaimana penilalian bapak masa lalu itu terhadap Anda?" tanya JK.

"Kepada bapak JK, kami ini bertanggung jawab pada atasan kami. Kalau Bapak ingin tanya, tanyalah atasan saya waktu itu," kata Prabowo tanpa melanjutkan lagi penjelasannya.

Pencalonan Prabowo sebagai Presiden selama ini kerap dikaitkan dengan kasus dugaan pelanggaran HAM berat seperti kasus penculikan aktivis 1997-1998. Namun, berulang kali kubu Prabowo menyatakan bahwa Prabowo telah menyelamatkan dan mengembalikan para aktivis yang diculik pada masa itu. Dua orang aktivis yakni Desmond J Mahesa dan Pius Lustrilanang bahkan bergabung dengan Partai Gerindra.

Namun, belakangan muncul beredar di sosial media adanya dokumen yang disebut sebagai hasil sidang Dewan Kehormatan Perwira yang menyatakan Prabowo bersalah dalam kasus penculikan aktivis. Prabowo pun akhirnya direkomendasikan diberhentikan dari prajurit. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved