Tribun On Vacation

Sendratari Ratu Boko Menghibur Para Tamu Internasional

Minggu (11/5) malam, bertepatan dengan Welcome Dinner Jogja Travel Mart, sebuah pertunjukan Sendratari digelar di Candi Ratu Boko

Penulis: tiq | Editor: tea
Tribun jogja/hendra krisdianto
CANTIK DAN GEMULAI - Beberapa penari dalam pementasan Sendratari Ratu Boko, di kawasan Candi Ratu Boko, Sleman, DIY, Minggu (11/5) malam. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Pristiqa Ayun Wirastami

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Minggu (11/5) malam, bertepatan dengan Welcome Dinner Jogja Travel Mart, sebuah pertunjukan Sendratari digelar di Candi Ratu Boko, di timur kota Yogyakarta. Tampak lampu panggung temaram menyorot panggung ditambah dengan alunan gamelan menambah suasana syahdu.

Udara dingin yang menusuk tulang pun seakan tak dihiraukan oleh para tamu dan pengunjung di Candi Boko, Minggu malam itu. Berbagai masakan khas Yogyakarta pun disuguhkan untuk menambah kehangatan suasana.

Sebagian besar tamu adalah para seller dan buyer yang terlibat dalam rangkaian acara Jogja Travel Mart dari berbagai negara, antara lain, Singapura, Malaysia, Filipina, India, dan Australia. Tentu tak ketinggalan, wakil dari tuan rumah, Indonesia.

Pagelaran Sendratari yang digawangi oleh para mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Jurusan Tari ini menceritakan tentang tragedi cinta antara Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Sekitar 150 penari dan 25 musisi gamelan terlibat dalam pertunjukkan kolosal ini.

Di awal pertunjukan, belasan penari perempuan muncul dengan gemulai gerakan tarian jawa. Tak lama kemudian, sorot lampu panggung mengarah kepada sesosok putri berkostum warna merah muda. Ia tampak cantik dan lemah gemulai memeragakan tarian yang mengundang decak kagum para penonton. Dialah sosok Roro Jonggrang, yang diperankan oleh salah satu mahasiswi ISI Yogyakarta Jurusan Tari.

Dalam Sendratari Candi Ratu Boko tersebut dikisahkan, Prabu Boko yang berkuasa di sekitar Candi Boko memiliki seorang putri bernama Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso pun datang ingin menaklukkan Keraton Boko sekaligus meminang sang putri. Hingga akhirnya Prabu Boko tewas di tangan Bandung Bondowoso, namun tak berhasil menaklukkan hati Roro Jonggrang.

Adapun agar terhindar dari pinangan Bandung, Jonggrang membuat syarat untuk membangun 1.000 candi dalam semalam. Bandung pun memenuhi syarat itu, dengan meminta bantuan makhluk astral supaya lebih cepat selesai. Namun Jonggrang menipu Bandung dengan menyuruh seluruh penduduk desa membakar jerami dan bermain obor. Para makhuk astral pun mengira pagi segera datang, sehingga gagallah usaha Bandung. Maka, Bandung pun marah dan mengutuk Jonggrang menjadi arca.

Cerita dalam sendratari tersebut merupakan legenda yang sangat dipercaya oleh penduduk di sekitar Candi Boko dan Candi Prambanan. Legenda itu pulalah yang selama ini menjadi daya tarik lebih bagi wisatawan. Hanya, Candi Boko belum terlalu tenar dibandingkan dengan Prambanan. Maka, Dinas Pariwisata DIY mempersembahkan Sendratari Candi Ratu Boko untuk menyambut para tamu mancanegara yang hadir di acara Jogja Travel Mart sekaligus memperkenalkan kebudayaan dan situs asli Yogyakarta tersebut.

Hendro Martono, ketua Jurusan Tari ISI Yogyakarta sekaligus sutradara pagelaran tersebut, mengungkapkan beberapa kesulitannya saat mempersiapkan sendratari. Antara lain karena hanya ada waktu tiga pekan ntuk mempersiapkan pertunjukan.

"Kami hanya mempunyai waktu kurang lebih tiga minggu untuk mempersiapkan pertunjukan ini. Namun, untungnya mahasiswa (Jurusan Tari ISI) sudah memiliki komunitas tarinya sendiri yang rutin latihan setiap minggu, sehingga koordinasinya lumayan mudah," ucap Hendro, Minggu (11/5).

Selain tarian Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso, ada pula Tari Angguk dan pertunjukan pengamen waria yang menjadi selingan hiburan Minggu malam itu. Gelak tawa penonton pun tak berderai ketika empat orang mahasiswa berdandan waria mengambil alih panggung dan melakukan tarian tarian bernuansa humor.

Hendro menuturkan, mengadakan pertunjukan di panggung alam membutuhkan tenaga ekstra dan banyak kompromi agar tidak merusak alam dengan settingan panggung dan properti yang ada. "Kami juga harus turut menjaga candi. Jadi, perlu pertimbangan matang untuk setting panggung," ujarnya.

Candi Boko pun Kecipratan Dana Keistimewaan

CANDI Boko sebenarnya memiliki keindahan alam luar biasa. Letaknya, di dataran tinggi, membuat udara di Candi Boko sejuk, membikin nyaman pengunjung. Untuk makin menambah minat pengunjung datang ke Candi Boko, pagelaran Sendratari pun digelar.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved