Liburan ke Hongkong Bareng Fenda

Ternyata Pelayan Toko Suvenir di Hongkong Ini dari Kulonprogo

Perempuan bercelana jeans biru, dan berkaus merah bertuliskan I Love Macau, tersebut berteriak dalam Bahasa Indonesia.

Penulis: jun | Editor: Ikrob Didik Irawan
zoom-inlihat foto Ternyata Pelayan Toko Suvenir di Hongkong Ini dari Kulonprogo
TRIBUN JOGJA/JUNIANTO SETYADI
LAYANI PEMBELI - Eri sedang melayani para pembeli di toko suvenir majikannya, di Macau, Rabu (6/11). Wanita asal Kulonprogo ini mengaku sudah dua tahun di Macau.

Laporan Reporter Tribun Jogja, Junianto Setyadi

TRIBUNJOGJA.COM - SEORANG perempuan berusia sekitar 20 tahun berteriak menawarkan dagangan di depan sebuah toko suvenir di Macau, sebuah wilayah kecil di pesisir selatan Cina. Teriakannya mengagetkan para peserta 'Fenda Trip Insentif ke Hongkong, Shenzhen dan Macau', yang berada dekat toko tersebut.

Mengapa mengagetkan? Penyebabnya, perempuan bercelana jeans biru, dan berkaus merah bertuliskan I Love Macau, tersebut berteriak dalam Bahasa Indonesia. "Kami terima uang rupiah. Ayo silakan belanja. Murah, murah," teriak perempuan yang belakangan diketahui bernama Eri, di pintu masuk toko tersebut, Rabu (6/11/2013) siang.

Selain mengagetkan, teriakan Eri juga membuat gembira sebagian peserta trip yang terbang dari Jakarta, Senin (4/11/2013) dini hari meninggalkan Indonesia atas undangan perusahaan pembuat speaker Merek Fenda di Shenzhen tersebut. Sebab, ada di antara mereka yang mengantungi hanya mata uang rupiah, alias tak membawa dollar Hong Kong, dollar Amerika Serikat, maupun uang Yuan.

Teriakan itu mengundang kegembiraan, karena biasanya di Macau mata uang rupiah tidak laku. Para pedagang di lokasi yang terkenal sebagai wilayah perjudian ini hanya mau menerima dollar Hong Kong, dollar Amerika Serikat, Yuan, atau Patacca (mata uang lokal Macau).

Beberapa peserta trip kemudian masuk ke toko berlabel Minchai Machau and China Antique Art, yang beralamat di Rua D Belchior Carneiro No 8-8A, Macau, tersebut. Di dalam toko, sang pemilik berada di balik mesin kasir. Sophie Lei, demikian nama wanita pemilik toko. Sedangkan Eri dan seorang temannya, tenaga kerja asal Filipina, sibuk melayani para pembeli.

Kepada Tribun, Eri (yang tak mau menyebutkan nama lengkapnya, Red) mengaku berasal dari Karangwuni, Glagah, Kabupaten Kulonprogo, DIY. Eri mengaku bekerja di Macau sejak dua tahun lalu. Sebelumnya, selama dua tahun pula, Eri bekerja di Hongkong.

"Saya dari Glgagah. Dulu saya berangkat ke Hongkong melalui PJTKI (Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia, Red) di Wonosobo, Jawa Tengah," kenang Eri.

Menurut Eri, sejak meninggalkan kampung halaman, empat tahun silam, ia belum pernah pulang ke Karangwuni. Ia juga mengaku belum tahu kapan akan mudik. Mengenai caranya berkomunikasi dengan keluarganya di Karangwuni, Eri mengaku memanfaatkan peranti telepon seluler, termasuk dengan menggunakan SMS.

Tidak memakai internet? "Saya ndak biasa pakai internet," jawab Eri, sambil melayani para peserta 'Fenda Trip Insentif ke Hongkong, Shenzhen dan Macau' yang memilih suvenir-suvenir di toko majikannya.

Karena kesibukan Eri itulah Tribun tak bisa menggali lebih dalam tentang hal-hal terkait Eri. Misalnya tentang jumlah gajinya, tentang jadwal liburnya, dan mengenai kebiasannya menghabiskan waktu liburan. Juga, tentang berapa banyak tenaga kerja wanita (TKW) maupun pria dari Indonesia seperti dirinya yang ia kenal di Macau. Hal pasti, toko suvenir di sebelah toko Eri bekerja, juga mempekerjakan TKW asal Indonesia.

Hal pasti pula, di Macau memang terdapat cukup banyak tenaga kerja Indonesia (TKI). Pemandu trip, Ester (66), kepada Tribun menjelaskan ada sekitar 7.000 tenaga kerja wanita dan pria asal Indonesia di Macau, yang berpenduduk sekitar 500 ribu jiwa tersebut.

"Banyak tenaga kerja dari luar di sini. Terbanyak, dari Filipina, sekitar 50 ribu orang," kata perempuan yang akrab disapa Oma Ester, yang mengaku kelahiran Medan, Sumatera Utara, dan pindah dari Medan bersama keluarganya ketika berusia 15 tahun ini.

Keberadaan Eri menjadi satu bukti bahwa pelancong asal Indonesia ke Macau relatif banyak. Jika tidak, tentu pemilik toko tak akan mempekerjakan karyawan dari Indonesia.

Senang Belanja

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved