Pasok Kebutuhan Air Perkebunan, Kulonprogo Bangun Waduk di Atas Bukit

Pembangunan waduk mini tadah hujan itu menjadi bagian dari proyek pengembangan kebun monokultur durian menoreh

TRIBUN JOGJA | SINGGIH WAHYU NUGRAHA
Sejumlah pekerja tengah menyelesaikan pembangunan embung banjaroya di desa banjaroya, kecamatan kalibawang, belum lama ini. EMbung tersebut sebagai fasilita pendukung bagi kebun monokultur varietas durian menoreh yang sedang dikembangkan pemerintah kulonprogo. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Sebuah embung berkapasitas hinga 10 ribu meter kubik, sedang dibangun di atas bukit di wilayah desa Banjaroya, kecamatan Kalibawang. Pembangunan waduk mini tadah hujan itu menjadi bagian dari proyek pengembangan kebun monokultur durian menoreh sebagai varietas asli kawasan tersebut.

Meski begitu, ternyata pembangunannya sedikit molor dari waktu yang ditentukan dalam Surat Perintah Kerja (SPK) dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulonprogo. Pemborong dari CV Puri Wangi, Wates yang mengerjakan pembangunan embung, Antok, mengatakan, Seharusnya pekerjaan senilai Rp 850 juta itu sudah selesai pada 12 Oktober lalu. Namun, pihaknya terkendala pengadaan jenis pipa HDPE untuk penyaluran air dari embung. jenis pipa khusus tersebut menurutnya harus dipesan dari Jakarta seerta dengan teknik pengelasan khusus pula.

“Pesannya lama, padahal watu pengadaannya hanya empat bulan. Teknisi pengelasannya juga khusus didatangkan dari Jakarta.,” kata dia, kemarin (18/10).

Selain itu, terpal khusus untuk alas waduk diceritakannya juga sempat dirusak sekelompok orang mabuk beberapa waktu lalu. Proses penambalan memerlukan waktu tak sedikit mengingat harus dilakukan secara khusus. Atas terlambatnya target penyelesaian pembangunan itu, pihaknya harus mengganti kerugian dengan denda perhari. Namun, dia menegaskan, pihaknya segera menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam waktu tidak terlalu lama lagi.

“Pekerjaan saat ini tinggal menyelesaikan pembuatan pagar keliling embung serta finishing sisi tepian tebing embung,” jelasnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertanhut) Kulonprogo, Bambang Tri Budi, menyebutkan keterlambatan waktu tersebut tidak terlalu menjadi masalah. Karena, fungsi waduk baru bisa digunakan ketika sudah masuk musim hujan mengingat sifatnya hanya waduk mini tadah hujan. “Molor ngga masalah, lha wong itu tadah hujan. Masa tanam juga baru bisa dilakukan kalau sudah ada hujan. Kami targetkan Desember mendatang sudah mulai tanam,” kata Bambang.

Dijelaskannya, embung tersebut memiliki ukuran 60x80 meter dengan kasapitas total air yang ditampung mencapai 8-10 ribu meter kubik. Diharapkan, air dari embng tersebut bisa mengairi hingga 30 hektar kebun durian yag ada di wilayah tersebut saat musim kemarau.

“Sisa debit di musim kemarau bisa sampai 2000 meter kubuik untuk stabilisasi waduk dan mengairi kebun di sekitar situ. Ini pilot project Kulonprogo untuk mengoptimalkan lahan marjinal dengan metode panen air hujan. Kemudian, kita kemas dengan penataan kawasan perkebunan,” kata Bambang.

Pembangunan kawasan perkebunan monokultur, termasuk di dalamnya infrastruktur pendukung berupa embung, menurutnya memakan biaya hingga Rp 2,3 miliar.
Dana tersebut berasal dari bantuan pemerintah provinsi DIY sebesar Rp 1 miliar dan CSR dari PT Pertamina Rp 1,3 miliar. Pihaknya mengaku akan mengemas kebun tersebut secara khusus. Di antaranya dengan penataan jenis komoditas dan jarak tanam, penataan terasering sedemikian rupa, dan juga land clearing atau pembersihan areal perkebunan dari jenis-jenis tanaman yang tidak terlalu potensial. kebun tersebut hendak dijadikan ikon Kulonprogo untuk kebun durian menoreh kuning dan jambon yang sudah dirilis jadi varietas unggul nasional pada 2007 lalu.

“Kami harapkan 4-5 tahun mendatang ini betul-betul jadi kebun durian menoreh dan menjadi ikon Kulonprogo. Kita kemas jadi salah satu objek agrowisata yang akan menunjang wisata di atasnya, seperti Sendangsono dan Suroloyo,” imbuhnya.(ing)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved