Pembatasan BBM Subsidi
Solar di Bantul Masih Langka
Kelangkaan BBM solar bersubsidi di Kabupten Bantul terus berlanjut. Hampir tiga pekan sudah bahan bakar mesin diesel itu sulit didapat.
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) solar bersubsidi di Kabupten Bantul terus berlanjut. Hampir tiga pekan sudah bahan bakar mesin diesel itu sulit didapat.
Keadaan ini membuat banyak warga yang hidupnya tergantung pada solar bersubsidi resah, sebab penghasilan mereka ikut menurun. Inilah yang dirasakan oleh Nurohim (32), warga Sewon yang berprofesi sebagai pengemudi truk material.
Nurohim, untuk kesekian kalinya harus ikut mengantre dengan puluhan kendaraan lain di SPBU Bantul Kota. "Kalau tak ikut mengantre, ngga akan narik mas, ngga dapat uang ngga akan makan," ujarnya ditemui di sela antrean, Kamis (11/4/2013).
Bila solar bersubsidi tak langka, rata-rata Nurohim bisa mengangkut pasir sebanyak tiga hingga empat kali, namun kini ia hanya bisa mengangkut dua hingga tiga kali saja. "Satu rit (satu kali angkut) bisa dapat Rp 50 ribu bersih, kalau berkurang tinggal kalikan saja," ungkapnya.
Dari pantauan Tribun Jogja Kamis (11/4/2013) siang, masih terjadi antrean panjang kendaraan pengguna solar bersubsidi di SPBU Bantul Kota. Antrean kendaraan mengular kurang lebih sepanjang 500 meter. Tak tampak anggota Kepolisian yang mengamankan antrean tersebut. (*)