Megaproyek Bandara Kulonprogo

Bandara Baru Akan Kembangkan Wilayah Barat DIY

Anggota DPD RI dari DIY, Muhammad Afnan Hadikusumo mendukung rencana pembangunan bandara internasional di Kulonprogo.

zoom-inlihat foto Bandara Baru Akan Kembangkan Wilayah Barat DIY
TRIBUNJOGJA.COM/BRAMASTO ADHY
Konsep Bandara Kulonprogo
Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Anggota Dewan perwakilan Daerah (DPD) RI dari DIY, Muhammad Afnan Hadikusumo mendukung rencana pembangunan bandara internasional di Kulonprogo. Hal itu menurutnya akan mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi di wilayah barat dan selatan DIY.

Selama ini pertumbuhan ekonomi di DIY menurutnya hanya terjadi di wilayah utara, timur, dan tengah saja. Sementara untuk pembangunan di kawasan barat dan selatan sejauh ini menurutnya masih sangat minim.

“DPD RI mendukung sekali rencana itu. Dengan demkian, nantinya bisa menghidupkan perekonomian di kawasan barat dan selatan, seperti Kulonprogo dan Bantul,” katanya di Kulonprogo, Selasa (19/3/2013).

Dia juga menyoroti masalah pembebasan lahan. Menurutnya, hal itu menjadi permasalahan pelik yang harus dihadapi dalam rencana pembangunan bandara. Dia mengaku prihatin dengan harga tanah yang menjadi sangat tinggi dan sangat tidak rasional ketika muncul broker tanah. Dirinya khawatir, investor bakal keberatan bila biaya pembebasan tanah terlalu mahal.

“Investor sudah siap, plan-nya sudah ada, penelitiannya sudah jadi, nah pembebasan tanahnya yang bermasalah. Masalah ini harus dikembalikan pada masyarakat. Kalau mereka punya pandangan dan sikap yang nasionalis, semestinya mereka rela berkorban. Toh, kalau bandaranya sudah berdiri, mereka juga akan menikmati perkembangan ekonominya,” ujar Afnan.

DPD RI dari DIY dikatakannya sudah berkomunikasi dengan Bappenas yang memegang langsung perencanaan pembangunan bandara. Menurutnya, perlu ada upaya mempertahankan investor agar tidak lari. Seperti sebelumnya sempat ada investor dari Ceko dan India yang batal menanamkan modal lantaran juga ada persoalan.

“Insya Allah, komitmennya ada. Terkait persoalan tanah, mereka kan juga melihat sampai sejauh mana pembebasannya. Kalau nggak kelar-kelar, bisa-bisa investornya lari dan alih investasi ke tempat lain,” tukasnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved