Kecelakaan Laut
Pria Ini Tewas Terseret Arus Sungai Oya Sepanjang 10 Km
Budi Utomo alias Parlan (67), warga Pengkol RT 02, Sriharjo, Imogiri, Bantul yang diduga kuat hanyut di Kali Oyo atau Sungai Oya, akhirnya ditemukan
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Budi Utomo alias Parlan (67), warga Pengkol RT 02, Sriharjo, Imogiri, Bantul yang diduga kuat hanyut di Kali Oyo atau Sungai Oya, akhirnya ditemukan dalam kondisi tewas di Pantai Depok, Kamis (7/2/2013) siang.
Korban kecelakaan air (laka air) ini terseret aliran Sungai Oya sepanjang kurang lebih 10 kilometer dari tempat kejadian yang berada di Dusun Lanteng I, Selopamioro, Imogiri, Bantul.
Sekitar pukul 10.45 WIB, relawan Nogosari Rescue Imogiri, Bantul yang melakukan pencarian sejak Rabu (6/2/2013) malam mendapatkan kabar bahwa telah ditemukan korban laka air di Pantai Depok yang ciri-cirinya mirip dengan Parlan.
"Berdasarkan informasi, ciri-cirinya memang sama dengan korban, bercelana kolor pendek warna hitam, tanpa menggunakan baju," ujar salah seorang relawan Nogosari Rescue, Giyanto saat ditemui di gedung serbaguna Siluk, Imogiri, yang dijadikan Pos pencarian sementara, Kamis (7/2/2013).
Ia lantas bergegas menuju Pantai Depok bersama relawan lain untuk memastikan identitas korban. Dan benar, korban adalah Parlan yang sejak Rabu (6/2/2013) malam, diduga kuat hanyut di Sungai Oya.
Dalam catatan Giyanto, bukan kali ini saja, kejadian warga yang hanyut di Sungai Oya, dua tahun sebelumnya ada warga yang hanyut dan ditemukan sudah tak bernyawa terbawa arus sungai yang mempunyai lebar sekitar 25 meter ini.
"Bahkan setahun lalu ada seorang anak kelas dua SD warga Dusun Pengkol yang hanyut dan hingga kini belum ditemukan," ungkap Giyanto.
Sementara itu, Kapolsek Kretek Kompol Teguh Mulyono mengatakan, dari hasil identifikasi korban, tak ditemukan tanda penganiayaan. Luka dibeberapa bagian tubuh korban, disinyalir akibat benturan saat terseret arus Sungai Oya.
"Setelah selesai identifikasi, korban akan kami serahkan kepada keluarga untuk segera dimakamkan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, setiap hari Parlan memang memilih menyeberang Sungai Oya yang beraliran cukup deras tersebut untuk mempersingkat perjalanan dari rumah ke sawah yang berada tepat di seberang sungai.
"Setiap hari Pak Parlan kalau ke sawah memilih menyeberang kali oyo dengan sampan yang terbuat dari pelapah pisang. Memang mempersingkat waktu," ungkap Giyanto.
Parlan terakhir kali diketahui warga setempat masih melakukan aktivitas pengolahan tanah di sawah miliknya di Dusun Lanteng I, Desa Sriharjo, Imogiri Bantul, Rabu (6/2/2013) sore, sekitar pukul 15.00 WIB.
"Dari kesaksian warga, Pak Parlan diketahui hilang tadi jam delapan malam dan diduga telah hanyut di kali oyo," kata Giyanto.
Pencarian Parlan terhenti, Kamis (6/2/2013) dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB, di karenakan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan warga dan tim SAR melakukan pencarian. (*)