Kedelai Mahal
Kenaikan Harga Kedelai Tidak Bisa Dinikmati Petani
Dampak kenaikan harga kedelai impor yang membuat banyak pengusaha tahu dan tempe terancam gulung tikar
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: tea
KULONPROGO, TRIBUN - Dampak kenaikan harga kedelai impor yang membuat banyak pengusaha tahu dan tempe terancam gulung tikar tidak sepenuhnya dinikmati oleh para petani di Kulonprogo. Harga kedelai lokal masih kalah dengan kedelai impor.
Saat ini harga kedelai lokal di Kulonprogo hanya berkisar pada Rp 7300 hingga Rp 7500 perkilogramnya padahal kedelai impor mencapai Rp 8000. Perbedaan harga yang cukup mencolok ini banyak dikeluhkan oleh para petani karena mereka tidak bisa menikmati dampak kenaikan harga kedelai.
Salah satu petani kedelai di wilayah Bumirejo, Lendah, Mingin (67) mengaku walaupun harga kedelai impor terus mengalami kenaikan, dampaknya terhadap para petani belum bisa dirasakan secara maksimal. Pasalnya harga kedelai lokal masih kalah dengan kedelai impor. Tentu saja hal tersebut sangat merugikan para petani karena harganya tetap kalah bersaing.
Secara kwalitas, kedelai lokal ini tidak kalah dengan kedelai impor. Seharusnya, kedelai lokal ini bisa lebih unggul sehingga para petani bisa menikmati keuntungan. Jangan hanya para pengusaha importer saja yang diuntungkan dengan kenaikan harga kedelai. “Seharusnya kedelai lokal ini bisa lebih unggul daripada kedelai impor,” katanya, Kamis(26/7/2012). (*)