Ekspedisi Sabuk Merapi 2011
Voli Malam Hari Ala Warga Kalitengah Lor
Malam ini, permainan bola voli menunjukkan tidak ada lagi kekhawatiran warga meski ancaman erupsi bisa mengarah ke kampung mereka di arah selatan.
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYAKARTA - Suara musik dangdut terdengar nyaring dari arah lereng Gunung Merapi, Rabu (26/10/2011) malam. Meski berjarak sekitar dua kilometer, kemeriahan permainan voli yang diiringi musik dangdut di Dusun Kalitengah Lor terdengar hingga rumah Kades Glagaharjo, Suroto, di Dusun Kalitengah Kidul.
Permainan bola voli itu digelar tepat setahun peringatan erupsi Merapi. Waktu itu, setahun lalu, dusun-dusun di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III di Kabupaten Sleman, DIY, ini ditinggalkan para penghuninya untuk mengungsi. Namun malam ini, permainan bola voli tersebut menunjukkan tidak ada lagi kekhawatiran warga meski ancaman erupsi bisa mengarah ke kampung mereka di arah selatan.
"Warga sudah merasa tenang di sini. Buktinya mereka bisa bermain voli dengan senang," kata Kepala Desa Glagaharjo, Suroto.
Ia kemudian menceritakan, voli yang dilakukan orang-orang di lereng Merapi berbeda dengan voli biasanya. Perbedaan itu terletak pada bola yang digunakan dan lokasi permainan.
"Bola yang digunakan bukan bola voli tapi bola plastik. Lapangannya juga dibuat di halaman rumah warga," lanjut Suroto.
Lantaran tak ada hiburan, permainan yang digelar di waktu malam itu menyedot perhatian warga.
Kades Suroto mengatakan pasca bencana Merapi 2010 warga sebetulnya dilarang kembali ke rumahnya di area KRB III. Di desa tersebut ada 10 dusun yang terkategori rawan. Namun lantaran merasa aman mereka kembali ke rumah masing-masing. Saat erupsi 2010, ada empat warga setempat yang tewas ketika dalam lokasi pengungsian.
"Awan panas dan lahar tidak bakal sampai kesini. Kami masih merasa tenang karena ada bukit Kendil," pungkasnya. (*)