Temuan Fosil di Situs Semedo Tegal

Empat Temuan Menakjubkan di Situs Purba Semedo Tegal, Salah Satunya Fosil Geraham Kingkong

Empat Temuan Menakjubkan di Situs Purba Semedo Tegal, Salah Satunya Fosil Geraham Kingkong

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
Balar Yogyakarta
Spesimen Semedo 3417 berupa fosil mandibula (rahang) dan gigi geligi primata besar jenis Gigantopithecus (kingkong) yang ditemukan di Situs Semedo. 

TRIBUNJOGJA.COM - Belum banyak masyarakat di Pulau Jawa, atau Indonesia umumnya, yang tahu wilayah Kabupaten Tegal menyimpan potensi sejarah purba yang luar biasa. 

Sebuah titik di wilayah ini meninggalkan jejak kehidupan flora, fauna, dan manusia sejak minimal 1,5 juta tahun lalu. Lokasi ini jadi pesaing baru Situs Purba Sangiran.  

Dimulai 2005, begitu banyak temuan fosil menakjubkan dari Situs Purba Semedo di Kecamatan Kedungbanteng ini. Yuk, kita simak empat fakta temuan mencengangkan dari Semedo. 

1. Tengkorak Homo Erectus 

Fragmen atap tengkorak Homo Erectus Tipik yang ditemukan di Situs Semedo, Tegal oleh Tim BPSMP Sangiran pada 2011.
Fragmen atap tengkorak Homo Erectus Tipik yang ditemukan di Situs Semedo, Tegal oleh Tim BPSMP Sangiran pada 2011. (Repro BPSMP Sangiran)

Bulan Mei 2014, Pak Dakri, pegiat penyelamatan fosil di Semedo menemukan sebongkah batu di lekukan kecil Sungai Kawi, Waturajut. Ia tidak tahu persis apa yang ada di bongkahan batu itu, namun perasaannya kuat ada sesuatu yang istimewa. 

Kingkong dari Tegal, Bukti Eksisnya Primata Raksasa di Jawa Jutaan Tahun Lalu

Manusia Purba Semedo Pembuat dan Pengguna Alat Batu Sangat Khas

Situs Semedo Menyimpan Harta Karun Tegal Masa Purba

Kepala BPSMP Sangiran, waktu itu Dr Harry Widianto dan tim mengunjungi Semedo. Bongkahan batu itu dibawa ke Sangiran untuk diteliti. Menurut peneliti BPSMP Sangiran, Wahyu Widianta yang mendampingi Harry Widianto, batu itu sangat keras. 

Baca: 5 Hal Ikonik pada Tradisi Sewandanan di Puro Pakualaman, Tak Kalah Seru dari Pasar Malam Sekaten

Identifikasi awal memang ada spesimen fosil menempel sangat kuat di bongkahan batu itu. Setelah dibersihkan, ternyata memang temuannya mengejutkan. Terdapat pecahan atap tengkorak bagian belakang individu hominid. 

Permukaan luarnya melekat kuat di endapan pasir krikilan yang telah terkonkresi. Struktur irisan tengkorak masih jelas menunjukkan struktur diploe di bagian tengah sebagai indikator pecahan tengkorak. 

Dilihat dari morfologinya, spesimen ini identik dengan tengkorak hominid dari Grogolan Wetan, Manyarejo. Diyakini dari Homo Erectus Tipik berumur 700.000 tahun. 

2. Rahang dan Gigi Kingkong   

Spesimen Semedo 3417 berupa fosil mandibula (rahang) dan gigi geligi primata besar jenis Gigantopithecus (kingkong) yang ditemukan di Situs Semedo.
Spesimen Semedo 3417 berupa fosil mandibula (rahang) dan gigi geligi primata besar jenis Gigantopithecus (kingkong) yang ditemukan di Situs Semedo. (Balar Yogyakarta)

Tahun 2014, kembali ditemukan dua spesimen sangat penting beruba fragmen mandibula dari dua individu yang berbeda. 

Hasil analisis dan penelitian menyimpulkan dua spesimen itu berasal dari individu primata besar Gigantophitecus. Orang kemudian mengenalnya sebagai Kingkong dari Semedo.

Temuan ini sangat langka dan baru pertama kali ditemukan di Pulau Jawa, dan Indonesia umumnya. Tiga temuan lain ada di wilayah nontropis, yaitu di China, Vietnam utara dan Pakistan utara.

Baca: Seekor Anak Buaya Nyelonong Masuk ke Sebuah Pemukiman dan Langsung Gegerkan Warga

 Namun karena ditemukan di permukaan, masih sulit menentukan fosil itu berasal dari lapisan kehidupan mana. Namun dari jejak yang tersisa di spesimen, sedimen fosil ini adalah pasir krikilan. 

Berdasar riwayat sejarahnya, Gigantopithecus hidup antara 7,5 juta tahun hingga 0,4 juta tahun. Dengan demikian rentang kehidupan makhluk ini sangat panjang dan sempat hidup berdampingan dengan hominid.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved