Bantul
Musim Kemarau Panjang, DPPKP Bantul Anjurkan Petani Manfaatkan Lahan Pekarangan
Menanam buah-buahan di pekarang bisa menjadi pilihan untuk dilakukan saat musim kemarau.
Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Musim kemarau tahun ini berdasar BMKG akan berlangsung lebih panjang dari sebelumnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Bantul menganjurkan para petani untuk memanfaatkan pekarangan rumah mereka.
Kepala DPPKP Bantul Pulung Haryadi mengatakan, petani bisa mencari peluang lain selain mengolah sawah.
"Persiapan bagi daerah kering, agar memanfaatkan pekarangan. Diversifikasi pendapatan dan efisiensi biaya," kata Pulung pada Tribunjogja.com.
• Lemari Lila Padukan Kain Batik dan Desain Kasual
Menanam buah-buahan di pekarang bisa menjadi pilihan untuk dilakukan saat musim kemarau.
"Supaya irit, cari peluang lain jangan hanya di sawah. Saya contohkan pisang, jambu, bisa ditanam petik sendiri," katanya.
Selain diversifikasi, Pulung juga mengimbau untuk rekayasa komoditas bagi petani yang masih ingin mengolah sawahnya di musim kemarau.
Tanaman palawija dapat menjadi pilihan untuk ditanam karena membutuhkan sedikit air.
"Kita hanya bisa memberikan anjuran dan arahan. Misal di Sedayu, kita beri tahu, kalau airnya hanya segini, tidak cukup kalau menanam padi," tuturnya.
"Palawija saja, air dari sungai lewat pompa saja bisa terjangkau airnya. Pola tanamnya jangan padi. Rekayasa komoditas menjadi kunci," sambungnya.
• Musim Kemarau, Dinkes Sleman Imbau Warga Waspadai Sejumlah Penyakit
Pulung menambahkan, kelompok petani harus saling sepakat dalam menanam komoditas.
Ia memberi contoh pada komoditas bawah merah lahan pasir yang tetap menanam meski berisiko tinggi.
"Ada kelompok yang ingin memperoleh nilai jual tinggi, dan itu berisiko. Contohnya bawang merah kemarin, pada saat ada hama ulat kemarin harusnya jangan ada bawang lagi. Kalau ini kompak, nanti terputus makanannya. Harusnya disepakati di situ oleh kelompok," paparnya.
Disinggung soal irigasi kabut, Pulung mengatakan sistem tersebut cukup efektif untuk mengusir jamur pada tanaman bawang merah.
Hanya saja, belum semua petani dapat menerapkan sistem ini.
"Hanya saja itu petani yang maju yang bisa membuat. Petani biasa masih mempertimbangkan, lebih baik pakai ember. Cuma itu memang lebih praktis, hemat waktu, lebih sehat, merata. Airnya hemat, kabut itu sedikit airnya yang keluar," katanya.(*)
