Kenaikan Harga Cabai Merah di Sleman Diperkirakan Bertahan Hingga Idul Adha

Laporan Reporter Tribun Jogja, Alexander Ermando

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kepala Disperindag Sleman, Tri Endah Yitnani, memperkirakan kenaikan harga cabai merah di Pasar Tradisional di Sleman masih terus mengalami lonjakan.

Kenaikannya pun diprediksi bahkan bisa mencapai 20 persen.

Kesimpulan tersebut ia nyatakan berdasarkan hasil pantauannya ke sejumlah pasar tradisional besar di Sleman beberapa waktu lalu.

"Kenaikan harga cabai merah ini sepertinya sampai Idul Adha nanti," kata Endah saat dihubungi pada Senin (17/06/2019) siang.

Endah mengatakan pihaknya bisa saja melakukan operasi pasar untuk menekan harga komoditas seperti cabai.

Operasi bisa dilakukan jika kenaikannya lebih dari 20 persen.

Namun ia menyebut wewenang pelaksanaan operasi pasar harus melalui Pemerintah DIY atau tingkat provinsi.

"Pelaksanaannya hanya bisa dilakukan tingkat atas," ungkap Endah.

Meskipun demikian, Endah memastikan pasokan dan persediaan cabai merah masih aman dan mencukupi untuk seluruh wilayah Kabupaten Sleman.

Menurutnya, cabai merah jenis keriting dan besar biasanya dipasok dari Muntilan dan Boyolali.

Sleman sendiri juga ikut memasok cabai meski tidak mencapai separuhnya.

"Kalau cabai asal Sleman, biasanya belum sampai di pasar-pasar sudah banyak dibawa ke luar daerah. Sebab cabainya terkenal enak," jelas Endah. 

Sebelumnya diberitakan, berdasarkan laporan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman harga cabai merah keriting di Sleman rata-rata melonjak di harga Rp35.167 per kilogramnya.

Begitu pula jenis cabai merah besar yang menembus harga rata-rata Rp33 ribu per kilonya.

"Kenaikannya terjadi sejak lebaran kemarin dan masih bertahan hingga sekarang," kata Endah. 

Disperindag juga mencatat kenaikan signifikan terjadi di Pasar Prambanan, Pakem, dan Sleman.

Harga cabai merah yang awalnya di kisaran Rp25 ribu - Rp30 ribu, naik tajam menjadi Rp36 ribu hingga Rp40 ribu. (*)