Tak Cuma Nasi Kucing, Ada Juga Sego Kethek. Seperti Apa Isinya?

Sesepuh Desa Kandri, Kasmin mengatakan, penamaan sego kethek ini dilatarbelakangi banyaknya kethek atau kera di daerah tersebut.

Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN
Warga berebut sega kethek saat ritual sesaji Rewanda, Minggu (9/6/2019) 

Tak Cuma Nasi Kucing, Ada Juga Sego Kethek. Seperti Apa Bentuknya?

TRIBUNJOGJA.com - Bagi orang Jogja, nama Nasi Kucing tentu sudah sangat familiar. Tapi bagaimana dengan Sego Kethek?

Sego kethek atau nasi kethek merupakan kuliner khas di Desa Kandri, Semarang.

Makanan ini dibungkus menggunakan daun pisang dilapisi daun jati.

Kuliner ini berisi nasi dilengkapi lauk pauk seperti tempe, ikan asin, dan sayur daun pepaya.

Sesepuh Desa Kandri, Kasmin mengatakan, penamaan sego kethek ini dilatarbelakangi banyaknya kethek atau kera di daerah tersebut.

Setiap Jumat Angkringan ini Menggratiskan Nasi Kucingnya

Ada 10 Macam Nasi Kucing di Angkringan Kobar

Kuliner ini tengah hadir dikalangan masyarakat sejak beberapa tahun lalu.

"Kalau nasi kucing sudah biasa dimana-mana ada. Sehingga, kami menyebutnya sega kethek karena di daerah kami banyak kethek," jelas Kasmin.

Sega kethek ini, sebut Kasmin, biasanya dihadirkan saat ada ritual-ritual di Desa Kandri, seperti ritual Sesaji Rewanda.

Makanan sederhana ini pun menjadi ikon kuliner tersendiri bagi warga setempat.

Putri Cantik Pembuat Nasi Kucing Ini Jadi Lulusan Terbaik UMY Yogyakarta

Nurasih dan ibunya Sujeti saat wisuda. (KOMPAS.com/Wijaya Kusuma)
Nurasih dan ibunya Sujeti saat wisuda. (KOMPAS.com/Wijaya Kusuma)

Keterbatasan ekonomi keluarga menjadi pelecut semangat Nurasih untuk bisa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.

Lewat kerja kerasnya, perempuan 24 tahun ini menjadi lulusan terbaik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta(UMY).

Nurasih lahir dikeluarga yang sederhana. Sejak Sekolah Dasar (SD) Nurasih hidup bersama kakak dan ibunya Sujeti di Ngijon RT 03/ RW 15, Kelurahan Sendangarum, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman.

Sang Ibu, Sujeti, berjuang keras untuk membesarkan dirinya dan kakaknya. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Sujeti membanting tulang agar bisa membiayai sekolah kedua anaknya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved