Demi Kesehatan Keluarga, Anak Diajak Untuk Menegur Orangtuanya yang Merokok

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengapresiasi atas resminya Widodomartani di Ngemplak, sebagai desa pertama yang menjadi Kawasan Tanpa Rokok di Sleman.

Meskipun demikian, Muslimatun mengatakan status tersebut bukan serta-merta melarang orang untuk merokok.

"Kalau mau merokok silakan saja, asal pada tempatnya," kata Muslimatun.

Merujuk pada data Kementerian Kesehatan RI pada 2018, perokok aktif di Indonesia mencapai 60 juta jiwa. Kategori usia 10-18 tahun pun termasuk sebagai perokok pemula dan aktif.

• Jadi Kawasan Tanpa Rokok, 7 Poin Ini Jadi Komitmen Warga Desa Widodomartani

Agar 7 komitmen sebagai KTR tercapai, Kepala Desa Widodomartani Heruyono pun mengimbau anak-anak mengingatkan anggota keluarganya agar tidak merokok di wilayah yang sudah ditentukan.

Imbauan tersebut juga dipentaskan dalam bentuk drama yang diperankan oleh anak-anak saat acara pengukuhan di Balai Desa Widodomartani.

"Baik anak ataupun orangtua harus saling mengingatkan agar tidak merokok di lingkungan rumah. Yang merokok pun jangan langsung tersinggung saat ditegur anggota keluarganya," kata Heruyono.

• Pertama di Sleman, Widodomartani Dicanangkan jadi Desa Tanpa Rokok

Sementara Muslimatun mengimbau para orangtua agar tidak merokok di depan anak-anak. Sebab anak-anak cenderung akan mengikuti kebiasaan orangtuanya tersebut.

Ia pun menekankan bahwa semua orang berhak mendapatkan udara yang segar dan sehat, terutama bebas dari asap rokok.

"Yang dibutuhkan adalah kesadaran semua orang bahwa lingkungan yang sehat sangat penting untuk kehidupan," kata Muslimatun. (tribunjogja I Alexander Ermando)