Mitos Pertumbuhan Gigi pada Anak yang Sering Jadi Momok Para Ibu
Mitos mengenai pertumbuhan gigi pada anak masih banyak beredar di masyarakat Indonesia. Tidak sedikit para ibu pun percaya
Penulis: Hanin Fitria | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Mitos mengenai pertumbuhan gigi pada anak masih banyak beredar di masyarakat Indonesia.
Bahkan beberapa mitos tersebut sangat dipercaya kuat oleh para ibu.
Mitos yang diragukan kebenarannya akan berdampak pada kekawatiran ibu terhadap tumbuh kembang anaknya.
Oleh sebab itu berikut Tribunjogja.com rangkum melalui Theasiaparent.com mitos dan fakta seputar pertumbuhan gigi anak:
• Hasil Pemilu 2019 Real Count KPU Cek di pemilu2019.kpu.go.id dan Hasil Quick Count Pilpres 2019
1. Dilarang menggunakan pasta gigi mengandung flouride
Terdapa mitos yang beredar di masyarakat bahwa pasta gigi yang mengandung flouride dapat berbahaya untuk kesehatan dan keamanan gigi bayi yang baru tumbuh.
Padahal, faktanya penggunaan pasta gigi flouride jusrtu dianjurkan. Sebab pasta gigi flouride membantu gigi mereka tumbuh kuat dan terhindar dari kerusakan.
Saat gigi pertama bayi muncul, cukup gunakan pasta gigi ber-flouride seukuran satu butir beras. Bila memungkinkan, pilih pasta gigi fluoride dengan stempel American Dental Association (ADA).
American Academy of Pediatrics (AAP), American Dental Association (ADA), dan American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) merekomendasikan orangtua untuk menggunakan pasta gigi flouride seukuran kacang polong saat bayi telah berusia di atas 3 tahun.

2. Gigi berlubang tidak perlu dicabut
Menurut mitos, gigi berlubang pada bayi tak perlu dicabut.
Sebab gigi bayi yang berlubang akan tanggal dengan sendirinya.
Padahal, gigi bayi yang berlubang bisa menyebabkan infeksi yang menyakitkan.
Gigi susu bayi yang berlubang bisa mempengaruhi kesehatan gigi permanennya di masa depan.
Oleh karena itu, sebaiknya segera atasi masalah gigi bayi yang berlubang sejak dini. Ajak dia mengunjungi dokter gigi di ulang tahun pertamanya.