Rekor dan Catatan Sejarah di Balik Pembangunan Bandara NYIA Kulonprogo, Proyek Tercepat PT AP 1

Pembangunan bandara NYIA ini menjadi proyek infrastruktur tercepat yang pernah ditangani PT Angkasa Pura (AP) I

Humas AP 1
Kondisi terkini pembangunan Bandara NYIA di Temon, Kulon Progo. Foto diambil pada 2 April 2019. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Proyek Pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon Kulonprogo menjadi catatan sejarah tersendiri.

Pembangunan bandara NYIA ini menjadi proyek infrastruktur tercepat yang pernah ditangani PT Angkasa Pura (AP) I, terutama untuk konstruksi fisiknya.

Bandara ini masuk ke tahap konstruksi fisik pada sekitar November 2018 lalu setelah melalui proses pembebasan lahan dan persiapan sekian waktu.

NYIA ditargetkan bisa rampung total pada akhir 2019 ini sehingga proses konstruksi fisik hanya berjalan cukup singkat sekitar setahun saja.

Citra udara kondisi terkini di sekitar fasilitas landasan pacu NYIA, Maret 2019
Citra udara kondisi terkini di sekitar fasilitas landasan pacu NYIA, Maret 2019 (Dok AP1)

"Ini sejarah baru bagi AP I dalam membuat bandara internasional sesingkat ini. November tahun lalu baru jalan fisik dan tahun ini akan dirampungkan. Itu luar biasa, setahun bisa bikin bandara sebesar itu," kata Juru Bicara Proyek Pembangunan NYIA PT AP I, Agus Pandu Purnama, Jumat (12/4/2019).

NYIA juga bakal menjadi bandara pertama di bawah pengelolaan AP I yang akan menjalani operasi terbatas (minimum operation) untuk penerbangan internasional sebelum fisiknya tuntas 100 persen.

Baca: Runway NYIA Belum Sempurna, Kementerian Perhubungan Beri 7 Poin Mandatory

Baca: Bandara Baru NYIA Kulonprogo Bakal Berganti Nama Menjadi YIA

Biasanya, bandara di Indonesia menjalani minimum operation dalam bentuk soft launching menjelang rampungnya pembangunan secara menyeluruh.

Adapun progres pembangunan NYIA hingga pekan kedua April 2019 ini menurut Pandu baru sekitar 47 persen untuk full operation di akhir tahun nanti.

Motif kawung menghiasi bangunan di NYIA.
Motif kawung menghiasi bangunan di NYIA. (TRIBUNJOGJA/SINGGIH WAHYU)

Sedangkan untuk menuju operasi penerbangan internasional itu, pembangunan NYIA sudah mencapai 93 persen dan terus dilakukan penyempurnaan serta berbagai persiapan.

"Menurut sejarah, baru kali ini ada bandara yang seperti itu di AP I. Tapi tidak mengurangi kualitas karena kita cek terus, memastikan high quality," jelas Pandu.

Pandu memastikan, meski proses pembangunannya cukup singkat, kualitasnya terjamin bagus dan memenuhi prinsip safety (keselamatan), security (keamanan), services (pelayanan) serta compliance (kepatuhan pada aturan berlaku).

Bandara baru ini juga telah menjalani proses verifikasi kelaikan operasi dari tiga direktorat Kementerian Perhubungan yakni Perhubungan Udara, Keamanan Penerbangan, dan Navigasi meski ada beberapa catatan yang perlu ditindaklanjuti.

Baca: Bandara NYIA Beroperasi Minimum Tanpa Perlindungan Sabuk Hijau

Baca: Alasan Nama Bandara Baru Yogyakarta Diubah dari NYIA menjadi YIA

Pengoperasian penerbangan internasional di NYIA secara lebih awal dinilai sebagai kebutuhan mendesak karena beberapa hal.

Di antaranya, kapasitas penerbangan di Bandara Adisucipto Yogyakarta yang sudah kelewat padat hingga menyebabkan banyak pesawat mengalami holding (menunggu antrean) untuk mendarat maupun terbang.

Saat ini, waktu tunggu antrean pesawat di Adisucipto mencapai 40-50 menit dan tak jarang pesawat harus mendarat di bandara lain atau bahkan terpaksa return to base (kembali ke bandara asal keberangkatan).

Citra udara kondisi terkini di sekitar fasilitas landasan pacu NYIA, Maret 2019
Citra udara kondisi terkini di sekitar fasilitas landasan pacu NYIA, Maret 2019 (Dok AP1)
Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved