Bantul
Cegah Banjir, Tahun Depan Pemkab Bantul Perbaiki Talud Kali Celeng
Tempo hari lalu, Kali Celeng meluap dan menimbulkan bencana banjir cukup parah di Kabupaten Bantul.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Tempo hari lalu, Kali Celeng meluap dan menimbulkan bencana banjir cukup parah di Kabupaten Bantul.
Sejumlah warga bahkan terpaksa harus dievakuasi menggunakan perahu karet karena genangan air yang masuk ke pemukiman cukup tinggi.
Banjir luapan Kali Celeng bukan yang pertama, melainkan sudah beberapa kali terjadi.
Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan beberapa waktu yang lalu dirinya sudah melihat langsung kondisi Kali Celeng pascabanjir.
Baca: Jaga Ekosistem Sungai, 4000 Ekor Benih Ikan Ditebar di Sungai Bedog
Bahkan ia bersama warga Wukirsari dan Imogiri telah kerja bakti melakukan pembersihan sungai. Menurut dia, ada sejumlah tebing di Kali Celeng yang kondisinya membutuhkan perbaikan.
"Memang ada titik tebing sungai yang perlu dikuatkan. Tapi tidak semuanya, hanya di titik-titik yang rawan longsor saja," kata dia, ditemui dalam kegiatan bersih Sungai di Gowasari, Pajangan, Minggu (31/3/2019)
Penguatan talud di Kali Celeng menurut Halim merupakan pekerjaan dan membutuhkan kajian dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) bersama BPBD Kabupaten Bantul. "Apakah nantinya akan dibronjong atau seperti apa," terang dia.
Kepala Dinas PUPKP Bobot Ariffi' Aidin mengatakan setiap hari karakter air di Kali Celeng sebenarnya tidak terlalu melimpah.
Baca: Petani Pesisir Kulon Progo Peringati 13 Tahun Perjuangan Tolak Penambangan Pasir Besi
Melimpahnya hanya ketika diguyur hujan deras saja. Adapun terkait normalisasi, ia mengaku sudah melakukannya pada tahun 2018 lalu.
"Untuk rencana tahun 2020, kita akan lakukan program perbaikan. Termasuk perbaikan talud," ungkap dia.
Tempat buang Sampah
Selain persolan infrastruktur, Abdul Halim berpendapat permasalahan yang ada di Keli Celeng sebenarnya ada pada budaya kebersihan masyarakat.
Menurutnya sudah sejak zaman dahulu kali celeng digunakan oleh warga sebagai tempat pembuangan sampah. Ini yang seharusnya menjadi perhatian bersama.
"Ini soal budaya. Kalau masyarakat bantaran sudah mulai menyadari. Maka Sungai Celeng nanti akan bersih dengan sendirinya," ungkap dia.(tribunjogja)