Yogyakarta

Peringati HUT, Yayasan Satunama Gelar Diskusi Bertajuk 'Anak Merdeka Menurut YB.Mangunwijaya'

Peringati HUT, Yayasan Satunama Gelar Diskusi Bertajuk 'Anak Merdeka Menurut YB.Mangunwijaya'

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Noristera Pawestri
Diskusi Publik dengan tema 'Anak Merdeka Menurut YB.Mangunwijaya' yang digelar Yayasan Satunama, Selasa (26/3/2019). 

Laporan Reporter Tribun Jogja Noristera Pawestri

TRIBUNJOGJA.COM - Semangat kemerdekaan anak-anak Indonesia, anak semua bangsa yang dibangun dengan landasan filosofi yang tergambar dalam kutipan YB Mangunwijaya (Romo Mangun) 'Dimana hati diletakkan di situ proses belajar dan maju dimulai'

Kutipan Romo Mangun tersebut menggambarkan anak merdeka yang memulai proses belajar ketika hatinya sudah diletakkan pada sesuatu yang menggugah dirinya untuk belajar.

Perjuangan menjadikan anak sebagai anak merdeka sangatlah panjang.

Tidak mudah bagi anak-anak menjadi anak merdeka, untuk itu Yayasan Satunama mengangkat persoalan ini dalam Diskusi Publik dengan tema 'Anak Merdeka Menurut YB.Mangunwijaya' pada Selasa (26/3/2019).

Diskusi yang digelar dalam rangka memperingati HUT Yayasan Satunama ke-21 ini guna menemukan gagasan bagaimana membentuk anak-anak merdeka sekarang dan di masa mendatang.

Baca: TPST Piyungan Ditutup, Paguyuban Jasa Ambil Sampah Tak Bisa Buang 450 Ton Sampah

Direktur Yayasan Satunama, William E Aipipidely menyampaikan, upaya memerdekakan anak sudah dilakukan banyak pihak, salah satunya yang dilakukan oleh YB Mangunwijaya.

Pendidikan anak di Indonesia telah menjalani proses yang amat berlainan dengan perkembangan kebudayaan.

Sehingga pendidikan di Indonesia bukan lagi sebagai persoalan kebudayaan, tetapi lebih sebagai kepentingan politik di satu sisi dan di sisi yang lain adalah kepentingan ekonomi.

"Jika orang masuk ke lorong pendidikan di Indonesia, ia tidak menemukan proses berpikir kritis, tetapi justru menjadi terasing dari lingkungan sosialnya," kata William.

Diskusi ini menghadirkan narasumber dari Wakil Dekan I FIB UGM, Dr Agus Suwignyo, Yayasan Satunama P Hardono Hadi PhD dan Forum Mangunwijaya Ferry T Indratno MHum.

Pada diskusi ini, Ferry T Indratno menyampaikan, pendidikan harus ditempatkan dalam kerangka evolusi, yaitu upaya menghantar murid, ke arah pendewasaan diri, teremansipasi, merdeka, humanis dan sanggup bertanggung jawab sendiri.

"Proses pencarian identitas diri dan pendewasaan diri itu tidak boleh berhenti, harus bergerak evolutif," kata Ferry.

Lanjut dia, menurut YB. Mangunwijaya mendidik anak merdeka adalah mengantar dan menolong anak untuk mengenali dan mengembangkan potensi-potensi dirinya agar menjadi manusia yang mandiri, dewasa, manusia merdeka sekaligus peduli dengan sesama.

"Pandangan tersebut didasari filsafat manusia bahwa setiap manusia mempunyai potensi-potensi dirinya sendiri. Setiap manusia itu khas dan unik," lanjutnya.(tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved