Bantul
Alasan Mengapa Sampah Plastik Jangan Dibuang Sembarangan
Alasan Mengapa Sampah Plastik Jangan Dibuang Sembarangan. Sampah Plastik Sulit Terurai.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Meskipum setiap waktu terus menerus dikumandangkan oleh banyak pihak, namun kenyataannya belum semua masyarakat benar-benar memahami bahaya dan dampak buruk kebiasaan membuang sampah sembarang.
Apalagi ketika sampah itu berbahan dasar plastik. Dampaknya luar biasa bagi kelestarian bumi.
"Dampak sampah plastik ini sangat luar biasa. Ketika dibuang ke tanah, akan mencemari lingkungan karena sulit terurai," kata Penggagas dan Pengelola Rumah Pilah Sampah Gardu Action, Budianto.
Budi merupakan sosok yang sangat konsen di bidang kelestarian bumi. Ia mendirikan Gardu Action, sebagai wadah aktivasi dan edukasi masyarakat terkait bahaya sampah.
Program yang dijalankan bersih sampah melalui sisir pantai hingga mengolah sampah menjadi kerajinan.
Baca: Warga Bantul Hasilkan 600 Ton Sampah Perhari
Kepada Tribunjogja.com Budi menjelaskan, meskipun terbilang sepele, sampah plastik yang dibuang ke tanah sangat mungkin akan terbawa ke sungai. Akhirnya akan hanyut dan terbawa ke lautan.
Sampah plastik yang hanyut ke laut ini berbahaya karena akan menjadi mikroplastik.
Mencemari laut bahkan bisa juga sampah plastik dikonsumsi oleh ikan. Kemudian ikan itu akan kembali dikonsumsi oleh manusia. Menjadi efek domino.
Bukan sebatas itu. Bahkan ketika dibakar, menurut Budi, sampah plastik akan mencemari udara. Kepulan asap dari plastik yang terbakar akan mengeluarkan toksin yang dampaknya 250 kali lipat lebih bahaya dari rokok.
"Toksin ini akan tersebar lewat udara. Dan masyarakat akan terkena imbasnya," terang dia.
Daya Paksa
Budianto menyebutkan Bumi sebagai tempat tinggal manusia saat ini sedang kritis karena dampak buruk dari sampah plastik.
Baca: Perjuangan Merawat Bumi, Warga Bantul Ini Tinggalkan PNS Lalu Kelola Sampah di Pantai Parangtritis
Ia berharap ada kesadaran dari masyarakat terkait persoalan serius dari dampak plastik.
Menurut Budi seharusnya ada regulasi dari pemerintah yang nantinya bisa menjadi daya paksa kepada masyarakat supaya tidak menggunakan plastik atau setidaknya mengurangi penggunaan plastik.
Ia mencontohkan seperti kebijakan di Bali yang pada tahun 2019 ini mulai memberlakukan larangan penggunaan tas plastik dan sedotan plastik.