Kota Yogya

Pengembangan Rumah Kompos Nitikan Dikerjakan Tahun Ini

Pemerintah Kota Yogyakarta akan melakukan pengembangan rumah kompos yang saat ini sudah ada.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kota Yogya 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota Yogyakarta akan melakukan pengembangan rumah kompos yang saat ini sudah ada.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Suyana menjelaskan bahwa saat ini Kota Yogyakarta memiliki dua rumah kompos yakni yang berada di Nitikan, Sorosutan, Umbulharjo dan Karangmiri, Giwangan, Umbulharjo.

"Tahun ini kami melakukan pengembangan untuk salah satu rumah kompos terlebih dahulu, yakni di Nitikan," jelasnya pada Tribunjogja.com, Rabu (20/1/2019).

Suyana mengatakan, saat ini rumah kompos nitikan mampu mengolah 10 ton sampah per bulannya.

Seusai pengembangan nanti, kapasitasnya akan bertambah dua kali lipatnya yakni 20 ton per bulan.

"Rumah kompos ini untuk memilah sampah rumah tangga, mana yang masih bisa dimanfaatkan dan mana yang benar-benar tidak bisa diolah baru kemudian kami buang ke TPA Piyungan," ungkapnya.

Baca: STIE Mitra Indonesia Siapkan Mahasiswa yang Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

Rencananya, proyek yang didanai melalui APBD dengan total anggaran sekitar Rp 778 juta tersebut akan dimulai pada Juni 2019 mendatang.

"Sementata ini masih Nitikan, rencananya Karangmiri pada 2020. Rumah kompos di Karangmiri relatif kecil dan saat ini belum bisa dikatakan stabil," ujarnya.

Sebelumnya, terkait sampah, di TPA Piyungan lebih banyak ditemukan sampah plastik yang kebanyakan merupakan plastik kemasan makanan maupun sampo.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menjelaskan bahwa menyelesaikan permasalahan terkait sampah plastik bukan hal yang mudah.

Penanganan harus dilakukan dari hulu ke hilir.

Baca: Warga Netizen Yogyakarta Bakal Deklarasikan Pemilu 2019 Anti Hoax

"Termasuk dari produsen harus bisa menentukan, mana yang harus plastik mana yang tidak perlu plastik. Kemudian yang berbahan plastik harus dijelaskan kandungan dan alur pengolahan plastiknya untuk didaur ulang agar nanti di hilir tidak salah untuk mengolahnya," bebernya.

Ia pun menejelaskan, dalam Forum CSR di Kota Yogya, secara lisan sudah ada industri mi instan yang sanggup untuk mengolah sampah plastik yang diproduksi mereka di mana tempat konsumsinya di Yogya. 

"Kami minta mereka buat industri pengelolaan sampah plastik dari produk mereka. Kami imbau untuk perusahaan lainnya menyelenggarakan hal serupa. Jangan sampai mereka memproduksi, kita membeli, dan tidak ada upaya untuk mengelola plastiknya," bebernya.

Upaya mengumpulkan sampah plastik  mi instan itu berpusat pada outlet-outlet mi instan yang tersebar di Kota Yogyakarta.

"Mereka setor barang, sekalian pedagang mi instan nyetor sampah. Jadi bisa terkumpul. Nantinya akan diproses menjadi biji plastik yang lebih fleksibel digunakan untuk daur ulang lainnya," ujarnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved