Kulon Progo
Disbud Kulon Progo Pinjamkan Gamelan ke Desa Rintisan Budaya
Ada sekitar delapan dari 21 rintisan desa budaya di Kulon Progo yang akan dipinjami set perangkat gamelan.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dana Keistimewaan (Danais) senilai Rp430,3 juta akan digelontorkan Dinas Kebudayaan Kulon Progo untuk pengadaan set perangkat gamelan.
Nantinya, perangkat gamelan itu akan dipinjampakaikan kepada rintisan desa budaya di wilayah tersebut.
Ada sekitar delapan dari 21 rintisan desa budaya di Kulon Progo yang akan dipinjami set perangkat gamelan tersebut.
Yakni, Desa Tirtorahayu (Kecamatan Galur), Gerbosari (Samigaluh), Kaliagung (Sentolo), Gulurejo (Lendah), Jatisarono (Nanggulan), Banjararum (Kalibawang), Kalgintung (Temon), dan Purwosari (Girimulyo).
Masing-masing akan mendapat satu set gamelan Slendro Pelog yang satuannya bernilai sekitar Rp53,7 juta dan akan diberikan di akhir tahun ini.
"Ini baru pertama kali kami lakukan. Anggarannya terbatas sehingga baru delapan desa saja yang terfasilitasi, sisanya di periode selanjutnya," kata Kepala DInas Kebudayaan Kulon Progo, Untung Waluyo pada Tribunjogja.com, Rabu (12/12/2018).
Baca: Pemkot Malang Pelajari Program Bela Beli Kulon Progo
Peminjaman perangkat gamelan ini menurutnya bertujuan sebagai media pelestarian seni budaya di masyarakat.
Adanya bantuan itu diharapkan bisa mengakomodasi masyarakat untuk berlatih berkesenian sehingga kebudayaan tradisional itu bisa tetap lestari.
Ini sekaligus akan menunjang keberadaan desa rintisan budaya dalam mempersiapkan diri destinasi wisata atas adanya bandara baru (New Yogyakarta International Airport/NYIA) kelak.
"Wisatawan yang datang akan lebih mengenal kesenian karawitan dengan adanya fasilitas gamelan pinjaman itu," jelas Untung.
Baca: Pemkab Kulon Progo Bersiap Luncurkan Sistem PendekarKu
Kepala Desa Gerbosari, Damar mengatakan adanya bantuan itu akan sangat membantu upaya pelestarian kesenian di desanya.
Pasalnya, selama ini satu-satunya perangkat gamelan yang ada hanya milik perseorangan dan jumlahnya belum memadai.
Masyarakat cenderung sungkan untuk meminjamnya untuk berlatih maupun pentas.
"Gamelan pinjaman dinas itu nanti juga bisa merangsang minat generasi muda untuk ikut melestarikan budaya," kata dia.(*)