Pemerintah Anggarkan Rp430,8 Miliar untuk Bangun 35 Jembatan Trans Papua
Kementerian PUPR memiliki program membangun 35 jembatan di Segmen V jalur Trans-Papua hingga 2019 dengan nilai kontrak total Rp 430,8 miliar.
TRIBUNJOGJA.COM - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua, Direktorat Jenderal Bina Marga, memiliki program membangun 35 jembatan di Segmen V jalur Trans-Papua.
Proyek yang dicanangkan untuk jangka waktu tahun 2016 sampai 2019 itu bernilai kontrak total Rp 430,8 miliar.
Kontak Senjata 2 Jam, Personel TNI-Polri Kuasai Puncak Kabo dari Tangan KKB Papua
Proyek jembatan tersebut berada di antara wilayah Wamena-Habema-Mugi-Kenyam-Batas Batu-Mumugu sepanjang 278,6 kilometer.
Dari 35 jembatan yang dibangun, 14 di antaranya digarap oleh PT Istaka Karya (Persero) dengan nilai kontrak Rp 184 miliar.
Sisanya, 21 jembatan dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero) dengan nilai kontrak Rp 246,8 miliar.
Secara rinci, dari 14 jembatan yang dibangun oleh Istaka Karya itu, sejumlah 11 jembatan sudah dikerjakan sejak tahun 2016, sedangkan 3 jembatan mulai dikerjakan tahun 2019.

Sementara itu, untuk proyek Brantas Abipraya, saat ini 5 jembatan sudah rampung dibangun, yaitu Jembatan Gat III, Gat II, Arwana, Merek, dan Wusi.
Sedangkan 9 jembatan lagi dalam tahap pengerjaan, yakni di Kali Kotek I, Kali Wolgilik, Kali Jun, Kali Labi, Kali Abeak, Kali Simal, Kali Moit, Kali Dumit, dan Kali Rora.
Namun, proyek itu sudah dihentikan sejak 4 bulan lalu karena gangguan keamanan.
Adapun 7 jembatan lainnya baru mulai dikerjakan pada 2019.
Stop Pengerjaan
Terkait kondisi terkini, semua proyek jembatan yang digarap oleh Istaka Karya dihentikan untuk sementara sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Keputusan itu diambil sebagai dampak puluhan pekerja di proyek jembatan Kali Yigi dan Kali Aorak, Kabupaten Nduga, tewas dibantai oleh pelaku yang diduga Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Minggu (2/12/2018).
Penghentian ini dilakukan sampai situasi kondusif sesuai rekomendasi dari aparat keamanan.
"Proyeknya sudah dihentikan. Lokasi ini kami pastikan dapat clearance dari aparat untuk mulai bekerja," ucap Direktur Utama PT Istaka Karya (Persero) Sigit Winarto saat ditemui di Jakarta, Selasa (4/12/2018).