Sleman
Pemanfaatan Air Hujan, Solusi untuk Masalah Kurangnya Air Bersih
Ketua Komunitas Banyu Bening Sri Wahyuningsih menyebutkan air hujan memiliki potensi yang besar jika dimanfaatkan secara tepat.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ketua Komunitas Banyu Bening Sri Wahyuningsih menyebutkan air hujan memiliki potensi yang besar jika dimanfaatkan secara tepat.
Menurutnya, masyarakat harus mulai menyadari potensi tersebut, apalagi di saat musim hujan seperti saat ini.
"Ini menjadi solusi kekeringan, sekaligus bisa mencegah banjir jika pemanfaatannya tepat," kata Sri ditemui di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Selasa (4/12/2018).
Baca: Komunitas Banyu Bening Gelar Kenduri Banyu Udan, Diklaim Baru Pertama di Indonesia
Berlawanan dengan mitos yang beredar di masyarakat, Sri menyatakan air hujan justru memiliki kandungan mineral yang baik dan tetap aman untuk dikonsumsi.
Hal tersebut juga sudah melalui berbagai pengujian dan penelitian dari sejumlah perguruan tinggi, termasuk UGM.
"Kita berusaha mengubah pola pikir masyarakat tentang air hujan. Memang sulit tapi bukan berarti tidak mungkin," kata Sri.
Pemanfaatan air hujan sendiri sudah dilakukan di Desa Sardonoharjo, Ngaglik, tempat di mana Komunitas Banyu Bening berpusat.
Baca: Minim Saluran Air, Pedagang di Pasar Darurat Playen Cemas Saat Musim Hujan
Lurah Sardonoharjo Harjuno Wiwoho menyebutkan, warga desanya sudah memiliki sistem yang tertata dalam memanfaatkan air hujan.
"Airnya kita tampung dalam bak besar atau tangki. Kita olah dan saring hingga siap dikonsumsi," jelas Harjuno.
Harjuno menyebut program pemanfaatan air hujan di desanya menarik perhatian dari berbagai pihak.
Terbukti dari berbagai kunjungan studi dari berbagai daerah di Indonesia, di mana mereka ingin belajar bagaimana proses pemanfaatan air hujan dijalankan.
Baca: Musim Hujan, Penjual Payung di Bantul Banjir Orderan
Sri Wahyuningsih juga menyebut sistem ini sudah diterapkan di sebagian besar wilayah di Gunungkidul, dan mendapatkan respon luar biasa dari warga setempat.
Sistem ini menjadi alternatif bagi warga Gunungkidul yang termasuk sering mengalami krisis air bersih, apalagi saat musim kemarau.
"Sekarang ini hampir seluruh kota kecamatan sudah disosialisasikan. Gerakan di sana luar biasa," kata Sri.(TRIBUNJOGJA.COM)