Gunungkidul

Jelang Musim Hujan, BPBD Gunungkidul Antisipasi Banjir

Walaupun banjir tidak setiap tahun menerjang, tetapi BPBD Kabupaten Gunungkidul telah berusaha mengantisipasinya.

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri K
Warga tak dapat melintasi jalan penghubung antar dusun di Desa Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, karena terendam air, Jumat (12/1/2018). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Tahun lalu Kabupaten Gunungkidul mengalami banjir di beberapa kecamatan saat musim penghujan, belajar dari pengalaman tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul telah bersiap mengahadapi kemungkinan terjadi banjir.

Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki, Minggu (25/11/2018).

Menurutnya walaupun banjir pada tahun lalu diakibatkan oleh badai cempaka yang tidak setiap tahun menerjang, tetapi BPBD Kabupaten Gunungkidul telah berusaha mengantisipasinya.

"Tentunya kami secara internal berkomunikasi dengan potensi SAR, Badan Metreologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kami terus memperbaharui informasi, jika sewaktu-waktu cuaca ekstrem datang, kami mendapatkan informasi jika puncak musim penghujan ada di Bulan Januari," katanya pada Tribunjogja.com.

Selain membangun komunikasi yang baik pihaknya juga telah mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan saat banjir melanda dan juga telah mempersiapkan kebutuhan logistik.

"Jika sewaktu-waktu banjir seperti tahun lalu logistik dapat segera dikirim ke masyarakat yang membutuhkan," katanya.

Baca: 8 Tahun Cabuli Anak Tiri, Pria Asal Gunungkidul Diringkus Polsek Purwosari

Selain banjir menurunya bencana yang perlu diwaspadai adalah tanah longsor saat ini pihaknya melakukan pengecekan terhadap Early Warning System (EWS) tanah longsor di 30 titik.

"Sudah dari minggu lalu kami melakukan pengecekan ke 30 EWS longsor yang tersebar di Gunungkidul, EWS tersebut berbentuk seperti tower dan di setiap sisinya ada seperti kabel yang ditancapkan ke tanah.

Jika tanah bergeser maka sirine akan bunyi," terangnya.

Edy mengatakan setelah sirine berbunyi masyarakat yang bertempat tinggal di area EWS dapat mengungsi terlebih dahulu ke tempat yang lebih aman.

Baca: Darurat Kekeringan di Gunungkidul Kemungkinan Akan Diperpanjang

"Masyarakat yang tinggal di potensi longsor mohon tetap waspada, jika saat hujan lebat warga di tempat potensi longsor dapat pindah sementara," terangnya.

Sementara itu Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan, jika relokasi warga di daerah longsor dapat dilakukan jika memang sangat dibutuhkan.

"Bisa saja relokasi dilakukan, biasanya ada kendala mereka tidak mau pindah. Tetapi kalau memang benar-benar berbahaya dan harus pindah kami akan melakukan pendekatan dengan warga membujuk agar mau pindah ketemoat yang lebih aman," katanya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved