Kota Yogyakarta

Ini Titik Genangan di Kota Yogyakarta dan Penyakit yang Datang Saat Penghujan

Sejumlah titik di Kota Yogyakarta berpotensi menimbulkan genangan selama musim hujan akhir tahun ini.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kota Yogya 

Laporan Reporter Tribun Jogja Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejumlah titik di Kota Yogyakarta berpotensi menimbulkan genangan selama musim hujan akhir tahun ini.

Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Yogyakarta, Aki Lukman menjelaskan potensi genangan tersebut setinggi 20-30 cm.

"Langganan banjir di kawasan Kemasan dan Mondorakan. Itu titik genangannya belum kami selesaikan. Baru akan dikerjakan 2019 mendatang dengan Danais," ujarnya, Selasa (6/11/2018).

Aki menjelaskan, walaupun pihaknya telah menggarap 250 meter drainase di Jalan Babaran, namun sirip-siripnya yang belum terjamah juga berpotensi menimbulkan genangan.

Baca: 3 Hari Kedepan, Cuaca di DIY Diprediksi Hujan Sedang hingga Lebat Disertai Angin Kencang

"Dulu banjir, saya bikin induknya dulu, tapi salurannya bekum. Itu baru akan dikerjakan 2019 nanti," ungkapnya.

Selanjutnya, Aki menjelaskan daerah Supomo ke barat yang merupakan jalan kampung, ada satu gang yang salurannya tidak ditutup karena ada masalah dengan warga.

Hal tersebut membuat hujan sehari di musim yang lalu mengakibatkan banjir setinggi 30 cm.

"Lalu di Tut Harsono juga ketika pengalirnya luber bisa 30 cm. Irigasi sering meluap. Simpang empat timoho sering banjir. Grillnya tertutup sampah dan ranting pohon yang jatuh," tegasnya.

Selanjutnya, titik genangan lain yakni Gondosuli dan Kusumanegara serta kawasan SMPN 5 Yogya ke timur.

Khusus kawasan SMN 5 tersebut baru akan ditangani pada 2020 melalui Danais.

"Karena memang banjir terus di sana. Makanya diusulkan Danais sekalian penataan Suroto. Sehingga tahun 2019 di sana masih potensi banjir," ujarnya.

Baca: Hujan Pertama Turun di Gunungkidul, Petani Mulai Garap Sawah

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia menjelaskan untuk pancaroba seperti saat ini yang sangat dirasakan adalah cuaca ekstrim dari kering ke hujan.

"Perubahan cuaca yang cepat, membuat kondisi fisik yang lemah menjadi rentan terhadap serangan virus. Bisa jadi penyakit cangkrang, gabak, sakit mata," ucapnya.

Sebelum itu terjadi, lanjutnya, warga harus melakukan antisipasi. Terutama terkait demam berdarah.

"Penting untuk mengimbau masyarakat untuk hidup sehat, istirahat cukup, makan yabg seimbang gizinya, banyak minum air putih, konsumsi buah untuk mineral. Kalau DB sangat kecil dibanding tahun lalu, turun drastis. Ini terjadi di seluruh Indonesia. Kemungkinan salah satunya karena adanya Wolbachia," tandasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved