Gunungkidul

Dana Tak Terduga Belum Turun, Dropping Air di Gunungkidul Tetap Berjalan

Hingga Selasa (6/11/2018) dana tak terduga belum juga turun, padahal dana tersebut untuk melakukan dropping air di berbagai daerah.

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Ari Nugroho
tribunjogja/rendika ferri k
Ilustrasi: Salah seorang warga mengangkat jeriken berisi air dari bantuan dropping air menggunakan water canon dari Polres Gunungkidul, di Dusun Bentar, Desa Kenteng, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul, Rabu (9/8/2017). 

Laporan Reporter Tribunjogja Wisang Seto Pangaribowo

TRIBUNJOGJA.COM,GUNUNGKIDUL - Hingga Selasa (6/11/2018) dana tak terduga belum juga turun, padahal dana tersebut untuk melakukan dropping air di berbagai daerah.

Beberapa hari yang lalu pemerintah Kabupaten Gunungkidul telah menetapkan darurat kekeringan, darurat kekeringan diberlakukan lantaran dana untuk dropping air yang berada di Badan Penanggulangan Daerah Bencana (BPBD) Gunungkidul dan kecamatan telah habis.

Kepala pelaksana BPBD Edy Basuki mengatakan walaupun dana tak terduga belum keluar tetapi dropping air tetap dilakukan kemasyarakat yang membutuhkan.

"Bupati telah menandatangani Surat Keputusan (SK) keadaan darurat dan kita sudah mengusulkan nilainya berkisar Rp 80 juta, karena hujan menurut BMKG turun pada minggu ke tiga November maka kami telah menetapkan dropping dilakukan selama 20 hari selama November," katanya, Selasa siang.

Baca: Pemda DIY Andalkan Bantuan Dropping Air dari CSR

Edy mengatakan karena tidak ada perubahan anggaran maka dalam peraturan bupati telah mengubah belanja tak terduga menjadi ke kegiatan dropping air di wilayah kekeringan.

"Kita tetap jalan terus saja karena ada perubahan harga BBM dari Rp 8.500 per liter menjadi Rp 10.500 per liter," paparnya.

Ia menuturkan jika harus menunggu administrasi beres maka terlalu lama untuk itu dropping air tetap berjalan seperti biasa.

"Kasian masyarakat kalau harus menunggu," imbuhnya.

Baca: Tiga Kecamatan di Gunungkidul Masuk Kecamatan Termiskin

Edy menjelaskan dala kegiatan dropping air kali ini bekerjasama dalam pemenuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) mengingat dana telah habis.

"Secara teknis kita membeli BBM tidak secara mengecer tetapi setalah satu bulan dropping baru kita membayar, proses administrasi berjalan dropping air berjalan saat waktunya membayar BBM dana sudah ada," imbuhnya.

Sementara itu Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan dana terduga akan dikeluarkan mengingat kemarin belum ada tanda-tanda akan hujan.

"Hari ini memang hujan tetapi belum bisa dimaksimalkan oleh maysarakat, biasanya mereka akan membersihkan bak penampungan terlebih dahulu," katanya.

Ia menuturkan saat ini sedang dalam proses pencairan dana tak terduga untuk tanggap darurat kekeringan.

"Dana tersebut tetap akan dicairkan kasihan masyarakat kalau kesulitan untuk mendapatkan air bersih," katanya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved