Bantul
Tumbuhkan Minat Baca, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bantul Akan Bangun 16 Pojok Baca
Tumbuhkan Minat Baca, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bantul Akan Bangun 16 Pojok Baca
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM - Minat Baca masyarakat di Kabupaten Bantul dinilai masih rendah. Dinas Perpustakan dan Kearsipan pun terus berupaya menumbuhkan minat baca.
Salah satu caranya, tahun mendatang, dinas akan membangun belasan pojok baca di setiap sudut wilayah Bantul.
"Tahun 2019 mendatang, kita targetkan akan membangun 16 pojok baca," kata kepala Dinas Perpustakan dan Kearsipan Bantul, Agus Sulistiyana, ditemui disela-sela acara pembukaan gerakan nasional gemar membaca, Senin (05/11/2018)
Pojok baca, dijelaskan Agus, merupakan ruang tempat dimana digunakan untuk membaca. Semacam perpustakaan yang ada di daerah namun dalam bentuk mini.\
Pojok baca ini, menurut Agus sebenarnya sudah dibangun oleh Dinas Perpusatakan dan Kearsipan Bantul di beberapa wilayah. Namun belum maksimal.
"Tahun 2017 kita sudah bangun 4 pojok baca. Tahun 2018 ini, juga sudah dibangun sebanyak 10 pojok baca," ungkapnya.
Semua pojok baca itu, kata Agus, sengaja dibangun tidak lain sebagai sarana dan prasarana untuk menumbuhkan minat baca di masyarakat.
Selain pojok baca, Agus juga mengaku menyiapkan ruang baca outdoor yang terletak di sebelah perpustakan. Di tempat terbuka itu, menurut Agus, masyarakat maupun anak sekolah bisa menggunakannya untuk membaca dan belajar literasi.
"Anak-anak SMA banyak yang belajar di sana.Latihan menari, di tempat lain harus sewa, tetapi di sini gratis. Mau belajar nari apa, ada di perpustakaan bukunya," terangnya.
Meskipun sudah membangun banyak sarana prasarana dan pojok baca untuk menumbuhkan minat baca masyarakat namun Agus mengaku masih memiliki beberapa kendala.
Di antaranya belum adanya partisipasi masyarakat bagaimana cara mengembangkan dan memfungsikan pojok baca dengan baik.
Menurutnya, banyak masyarakat yang berusaha membangun pojok baca akan tetapi tidak bisa difungsikan secara optimal.
"Selama ini kami amati buku (di pojok baca) ada, hanya saja ada kendala bagaimana untuk memfungsikan dan menambah koleksi buku," ujar dia.
Sebab itu, Agus mengaku membutuhkan kesadaran elemen masyarakat, semua pegiat literasi dan orang tua untuk komitmen bersama-sama menumbuhkan minat baca kepada anak.
Karena kesadaran itu yang kemudian akan dibangun dan ditularkan dari mulai pemerintah kabupaten hingga pemerintah desa sampai kepada kelompok-kelompok masyarakat. (tribunjogja)