Gunungkidul

Pemkab Gunungkidul Segera Respons Surat BPBD

Saat ini pihaknya sudah menindaklanjuti sumber air baru yang ditemukan oleh masyarakat setempat.

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Ari Nugroho
tribunjogja/rendika ferri k
Ilustrasi: Salah seorang warga mengangkat jeriken berisi air dari bantuan dropping air menggunakan water canon dari Polres Gunungkidul, di Dusun Bentar, Desa Kenteng, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul, Rabu (9/8/2017). 

Laporan Reporter Tribunjogja Wisang Seto Pangaribowo

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pemerintah kabupaten Gunungkidul segera tindak lanjuti surat surat mengenai darurat kekeringan yang dikirimkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Jumat, (2/11/2018).

Sekretaris Daerah Kabupaten Gunungkidul Drajad Ruswandono mengatakan hari ini pihaknya menerima evaluasi dari Gubernur DIY terkait dengan penjabaran peraturan bupati, mengenai APBD perubahan.

"Dalam evaluasi tersebut satu diantaranya ada item mengenai penganggaran dana tidak terduga," paparnya.

Drajad mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBD Gunungkidul terkait dengan anggaran belanja darurat kekeringan yang diambil dari anggaran tak terduga.

Baca: BPBD Akan Surati Pemkab Gunungkidul untuk Naikkan Status Tanggap Darurat Kekeringan

"Dari APBD murni 2018 sudah menganggarkan Rp 638 juta untuk dropping air, yang diperkirakan habis pada bulan Oktober, tetapi hingga awal november belum juga turun hujan sehingga beberapa wilayah Gunungkidul masih mengalamami kekeringan," katanya.

Pihaknya menargetkan minggu depan dana tak terduga untuk dropping air dapat segera digunakan, sehingga air dapat segera didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Untuk estimasi atau rincian dananya sedang dihitung oleh BPBD," imbuhnya.

Disinggung mengenai upaya pemerintah daerah untuk menanggulangi kekeringan kedepannya, Drajad mengatakan bahwa sumber air tanah di Gunungkidul mempunyai potensi yang besar.

"Saat ini kesulitan untuk mencari sebaran sungai bawah tanah yang ada di Gunungkidul karena jarak dari tanah ke sungai bawah tanah sangat tebal, mencapai 150-300 meter," katanya.

Baca: Pemda DIY Andalkan Bantuan Dropping Air dari CSR

Saat ini pihaknya sudah menindaklanjuti  sumber air baru yang ditemukan oleh masyarakat setempat.

"Saat ini sedang melakukan kajian di Dusun Wediwutah, Desa Ngeposari, kecamatan Semanu, yang pada bulan November 2017 terdapat genangan air cukup melimpah, apakah bisa air yang begitu melimpah dialirkan ke masyarakat masih dalam kajian," paparnya.

Sebelumnya Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki mengatakan dana tak terduga yang dibutuhkan sebesar Rp 80 juta, itupun menurutnya masih perkiraan.

"Hari ini surat kita masukkan ke Bupati, hari senin kita hitung bersama-sama angka pastinya. Tetapi tidak jauh dari Rp 80 juta," katanya.

Menurut Edy Pengajuan ini mendesak dilakukan karena selain BPBD, kecamatan yang memiliki tangki air juga sudah mulai habis anggarannya.

"Wilayah yang mengalami kesulitan air bersih ada 77 desa yang tersebar di 15 kecamatan. Jumlah warga yang terdampak juga terus mengalami penambahan, yaitu 38.937 KK atau 132.491 Jiwa," pungkasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved