148 Motor dan 28 Mobil Kustom Nangkring di Kustomfest 2018
Sebanyak 148 motor dan 28 motor kustom dengan beragam model dan aliran kustom tampil dalam festival ini.
Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kustomfest 2018 sebagai ajang apresiasi motor dan mobil kustom di Indonesia kembali hadir di Jogja Expo Center, Sabtu (6/10/2018).
Berlangsung dengan tema Color of Difference, Kustomfest 2018 mengajak anak muda untuk menghargai segala bentuk perbedaan termasuk dalam hal modifikasi motor dan mobil kustom.
Sebanyak 148 motor dan 28 motor kustom dengan beragam model dan aliran kustom tampil dalam festival yang digelar hingga esok Minggu (7/10/2018) ini.
Baca: Royal Enfield Boyong T-XX Interceptor di Kustomfest 2018
Baca: Pesawat Custom Pertama dan Bersejarah Milik TNI AU Hadir di Kustomfest 2018
Baca: Lucky Draw Kustomfest 2018 Belo Negoro Wujud Apresiasi Jiwa Patriotisme Para Pahlawan
"Seharusnya ada 155 motor namun ada yang harus kita disqualified karena sesuatu hal.
Jujur panitia kesulitan untuk menetukan karena karya kali ini bagus-bagus," kata Lulut Wahyudi, Direktur Kustomfest 2018 kepada media, Sabtu (6/10/2018).
Dalam proses seleksinya, para builder tanah air pun dituntut tak hanya mampu merombak kendaraan dengan style dan corak masing-masing aliran
namun juga harus melalui serangkaian test salah satunya driving test.
"Motor harus bisa nyala dan bisa dikendarai," jelas Lulut.
Lulut pun mengakui bahwa antusiasme builder pada tahun ini sangat tinggi,
terbukti dari jumlah peserta atau kontestan yang lebih banyak yang tertolak ketimbang yang turut serta.
"Dari yang mendaftar, peserta yang belum lolos lebih banyak ketimbang yang lolos.
Tapi ini bukan berarti tidak bagus, namun silahkan mencoba di tahun depan.
Kami mengapresiasi semua karya para builder.
Dalam penginformasian peserta yang belum lolos pun kami sangat hati-hati, kita tak mau menciderai semangat para builder dalam berkarya," terang Lulut.
Terkait tema, Lulut menjelaskan, Color of Difference membawa pesan tentang keragaman Indonesia.
Masa politik seperti tahun ini menjadikan perbedaan sebagai hal yang riskan untuk selalu dibawa-bawa dan menimbulkan perpecahan.
Padahal menurutnya, perbedaan haruslah diterima karena ini merupakan cikal bakal bangsa dan nafas dari Indonesia.