Kulonprogo

BPBD Kulonprogo Rekomendasikan Perpanjangan Masa Tanggap Darurat Kekeringan

Sebelumnya, Pemkab Kulonprogo telah menetapkan status tanggap darurat kekeringan untuk masa berlaku 25 Juli lalu-30 Sepetermber 2018.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Singgih Wahyu
Warga Pedukuhan Pundak, Desa Kembang, Kecamatan Nanggulan tengah mengusung jeriken berisi air bersih dengan angkong. Desa tersebut kini mengalami kekeringan dan sulit mendapatkan air bersih. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Curah hujan di wilayah Kulonprogo diperkirakan belum merata hingga November mendatang.

Pemerintah Kabupaten Kulonprogo tengah mempertimbangkan langkah memperpanjang status tanggap darurat kekeringan.

Baca: Banyak Formasi CPNS Kulonprogo Nihil Pelamar

Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo telah menetapkan status tanggap darurat kekeringan untuk masa berlaku 25 Juli lalu-30 Sepetermber 2018.

Hal ini lantaran wilayah terdampak kekeringan dan kesulitan mendapat air bersih terus meluas.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat sampai awal Oktober 2018 ini ada 31 desa yang mengajukan permintaan bantuan air bersih.

Yakni dari wilayah Kecamatan Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, Kokap, Nanggulan, Sentolo, Lendah, Pengasih, dan Panjatan.

"Kami sudah memberi rekomendasi kepada Bupati agar memperpanjang masa tanggap darurat ini untuk masa 1-31 Oktober karena memang dibutuhkan. Dokumen rekomendasi sudah di meja Bupati untuk diputuskan kebijakannya setelah urusan administrasinya selesai," kata Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Ariadi pada Tribunjogja.com, Kamis (4/10/2018).

Ada beberapa dasar pertimbangan BPBD yang mendorong perlunya perpanjangan status tanggap darurat kekeringan tersebut.

Di antaranya, permintaan distribusi bantuan air bersih terus muncul dari masyarakat dengan kecenderungan meningkat.

Hal ini lantaran sejumlah mata air andalan warga untuk mencukupi kebutuhan air bersihnya terus menyusut dan mengering.

Sekalipun ada air, volumenya terlalu sedikit dan tak mencukupi kebutuhan masyarakat.

Di sisi lain, kata Ariadi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga telah memprakirakan bahwa musim penghujan di Kulonprogo baru akan di jelang mulai minggu ketiga Oktober ini.

Hujan diperkirakan baru akan turun pada awal November namun intensitasnya masih sangat rendah. Curah hujan jelas belum cukup untuk mengisi kembali mata air yang saat ini mengering.

"Dari 12 kecamatan, hanya Samigaluh dan Kalibawang yang curah hujannya diprediksi tinggi hingga 100 milimeter per hari di awal November nanti. Tanggap darurat akan dihentikan kalau pada minggu ketiga Oktober itu sudah banyak hujan merata," kata Ariadi.

Stok air bersih untuk keperluan distribusi ke tengah masyarakat yang dimiliki sampai saat ini menurutnya masih mencukupi sekalipun masa tanggap darurat diperpanjang.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved