Apa Itu Likuifaksi ? Ini Penjelasan Fenomena 'Membuburnya' Daratan di Palu Akibat Gempa Dahsyat

fenomena ini terjadi ketika kekuatan rekat atau daya kohesifitas sedimen yang tidak kompak di zona jenuh air menghilang

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Digital Globe | Dongen Geologi [GEOLOGI.CO.ID]
likuifaksi saat gempa Palu 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gempa dahsyat yang mengguncang Donggala dan Palu memperlihatkan sebuah fenomena mengejutkan. Beberapa daratan di Palu dan Sigi tiba-tiba berubah seperti "bubur", menelan apa saja di permukaan. 

Sebagian "bubur" di daratan itu bergerak seperti air lumpur sungai, menyeret apa saja yang ada di permukaan dari beberapa meter hingga ada yang berkilometer. Dua permukiman di Palu, Balaroa dan Petobo, mengalami kejadian itu.

Baca: Peta Likuefaksi Palu Telah Diterbitkan Sejak 2012, Kawasan Ini Rentan Ditelan Bumi

Petobo ini berbatasan langsung dengan Sigi dan Donggala. Letaknya agak jauh dari pesisir. Ada ribuan rumah/bangunan di kedua wilayah ini tertelan daratan. Berapa orang yang ikut tertelan dan terkubur, belum diketahui. 

Gempa Munculkan Fenomena Likuifaksi Tanah di Lombok Utara, Begini Penampakannya

Fenomena "membuburnya" daratan akibat gempa bumi ini dalam khasanah geologi disebut soil liquefaction atau likuifaksi tanah. 

Apa itu likuifaksi?

Penjelasan tentang fenomena ini disampaikan mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Rovicky Dwi Putrohari dan praktisi geologi Lesto Prabhancana. 

Dalam perbincangan dengan Tribunjogja.com, Kamis (4/10/2018), Lesto langsung menyodorkan foto satelit dan peta gempa serta peta sesar di Palu.

Daerah Petobo dan Balaroa ternyata persis berada di atas garis merah sesar Palu-Koro.

Likuifaksi di Petobo, Palu
Likuifaksi di Petobo, Palu (Digital Globe | Dongen Geologi [GEOLOGI.CO.ID])

Gempa dahsyat yang menyulut tsunami berpusat di Donggala, ujung dari sesar Palu-Koro yang membelah Kota Palu.

Mengenal Sesar Palu Koro, Patahan yang Membelah Sulawesi Jadi Dua

Karena berada tepat di sesar itulah, guncangan kuat gempa mengubah daratan yang di atasnya padat permukiman, seketika jadi lunak dan bergerak. 

"Ketika terguncang, lapisan tanah seperti teraduk dan otomatis merusak lapisan kedap air di bawahnya. Ketika lapisan kedap air atas terkoyak, maka air tanah akan terbuka dan bercampur tanah yang teraduk oleh guncangan gempa," kata Lesto. 

Detik-detik Rumah dan Bangunan Roboh Akibat Fenomena Likuifaksi Saat Gempa Palu Terjadi

"Nah, lapisan padat yang teraduk dan bercampur air itu berada di atas bidang gelincir miring. Ketika sudah lunak, otomatis akan bergerak mengikuti bidang gelincirnya. Itulah mengapa terlihat daratan bergerak dan bergeser seperti sungai," jelasnya. 

Likuifaksi saat gempa palu
Likuifaksi saat gempa palu (Digital Globe | Dongen Geologi [GEOLOGI.CO.ID])

Fenomena ini masih terhitung jarang terjadi di Indonesia. Sejauh yang diingat Lesto, pernah ada kejadian mirip di Sumatera Barat. Di Majalengka pernah ada peristiwa yang mirip, namun lebih cenderung fenomena tanah bergerak.

Rovicky Dwi Putrohari menjelaskan, fenomena ini terjadi ketika kekuatan rekat atau daya kohesifitas sedimen yang tidak kompak di zona jenuh air menghilang. Hilangnya daya rekat itu akibat gelombang S (S-waves) gempa bumi.

Selain Gempa, Bencana Hidrometeorologi yang Terus Meningkat Juga Perlu Diwaspadai

Ia menyebutkan likuifaksi akibat gempa pernah terjadi di gempa Madrid 1811-1812, gempa Tangshan China 1976, gempa San Fransisco 1989, gempa Niigata 1994, gempa Kobe 195, dan gempa Christchurch Selandia Baru 2010-2011. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved