JIBB 2018
Awali Rangkaian JIBB 2018, Dekranasda Gelar Simposium Nasional
Awali Rangkaian JIBB 2018, Dekranasda Gelar Simposium Nasional Bertajuk Innovation for Sustainable Future
Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Yosef Leon Pinsker
TRIBUNJOGJA.COM - Rangkaian perhelatan Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2018 yang digelar oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DIY, dimulai dengan kegiatan simposium nasional yang mengangkat tema "Innovation for Sustainable Future", Selasa (2/10/2018) di Royal Ambarukmo.
Pada sesi pertama, pembicara yang berkesempatan untuk memaparkan materinya adalah Sekretaris Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan RI, Ganef Judawati yang mengangkat tema "Kebijakan pemerintah dalam mendukung pengembangan dan ekspansi produk batik ke pasar Internasional".
Ada pula, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM), Kementerian Perindustrian RI, Gati Wibawaningsih yang memaparkan materi "Kebijakan pemerintah dalam mendukung pengembangan dan pelestarian tradisi seni batik"
Serta, Direktur Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Republik Indonesia (Apikri) Amir Panzuri yang membahas tentang "Pengaruh isu Fairtrade Social Compliances industri batik pada mekanisme perdagangan internasional".
Baca: Ajari Batik Generasi Muda Harus dengan Cara Menarik
Ditemui usai acara, Ganef Judawati menjelaskan, dalam hal mendukung pengembangan produk batik nasional pihaknya telah mengeluarkan regulasi yakni Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 86 Tahun 2015 tentang ketentuan impor tekstil dan produk tekstil batik dan motif batik.
Kemudian lewat peningkatan daya saing, yang diharapkan dapat membuat pelaku usaha batik lebih meningkatkan desain produknya serta mendapatkan kekayaan intelektual lewat desain tersebut.
"Yang selanjutnya dalam bidang promosi, kita akan mengadakan trade expo Indonesia yang akan diadakan 24-28 Oktober mendatang yang mana juga akan kita pamerkan batik pada acara tersebut," ujarnya.
Lebih lanjut, Ia menyatakan bahwa pada saat ini ekspor produk batik Indonesia lebih menyasar ke negara seperti Amerika Serikat, Jepang, China, Belgia, dan Korea Selatan.
"Dan Jepang saya pikir merupakan pasar yang sangat potensial, terutama untuk produk batik indigo," tuturnya. (tribunjogja)