Bantul

Dua Komunitas Pemuda di Yogya Ciptakan Program 'Black Gold' untuk Kelola Limbah Kotoran Ternak

Kegiatan pengolahan limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik berkualitas ini digelar di Dusun Kalipucang, Desa Bangunjiwo

Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Wahyu Setiawan
Tingkatkan kesadaran masyarakat dalam kelola limbah kotoran ternak, dua komunitas pemuda di Yogyakarta ciptakan program Black Gold di Dusun Kalipucang, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasongan, Kabupaten Bantul, Minggu (30/9/2019). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dua komunitas pemuda di Yogyakarta, yakni Forum Indonesia Muda (FIM) Regional Yogyakarta bersama Komunitas Untuk Jogja, mengadakan kegiatan pengolahan limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik berkualitas di Dusun Kalipucang, Bangunjiwo, Kasongan, Kabupaten Bantul, Minggu (30/9/2019).

Dusun Kalipucang sendiri dipilih lantaran dikenal memiliki kelompok ternak, yakni bernama 'Andini Makmur' yang dikelola oleh warga sekitar.

Kelompok ternak ini memiliki 50 ekor sapi dengan kandang sebanyak 30 buah, dan dimana luas rata-rata kandang ialah 4x6 meter.

Dikatakan Zein Ahmad Baihaqi, Ketua Program Kegiatan, dengan sapi sebanyak itu, tentu saja menghasilkan limbah kotoran ternak setiap harinya yang tidak sedikit.

"Namun sangat disayangkan, kelompok ternak ini belum bisa mengolah limbah tersebut menjadi lebih berguna dan bermanfaat, sehingga limbah kotoran yang ada masih terbuang percuma," jelas Zein.

Diungkapkan Zein, sebelumnya, kelompok ternak ini sudah mendapat bantuan berupa alat dan fasilitas dari pemerintah agar bisa mengelola limbah ternak menjadi pupuk organik.

Namun, karena tidak adanya pendamping dalam pengelolaan, fasilitas yang ada tidak dapat dimanfaatkan dengan baik.

Lanjut Zein, Program yang dia rancang bersama kelompoknya diberi nama 'Black Gold', yang memiliki tujuan untuk merubah limbah menjadi berkah dengan segala potensi yang ada.

"Black Gold sendiri terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya pendampingan kelompok ternak dalam pengelolaan limbah yang menjadi program utama, penanaman pohon untuk pemanfaatan lahan kosong, serta pemberdayaan pemuda dalam mengaktifkan peran pemuda dalam masyarakat," ujar Zein.

Dalam kurun 1 bulan ini, kegiatan produksi akan dilakukan selama dua kali. Serta akan dilakukan pengecekan terhadap proses fermentasi secara intens setiap 3 hari sekali hingga pupuk jadi, yaitu 2 bulan setelah proses produksi.

"Harapannya kelompok ternak bisa benar-benar mengerti alur dalam produksi, sehingga produksi kedepannya bisa dilaksanakan dengan lebih mandiri," imbuh Zein.

Sementara itu, Parjo Kepala Desa Bangunjiwo, Kasongan, Bantul turut mengapresiasi dan berharap kegiatan ini dapat berjalan secara berkelanjutan sehingga produktifikas kegiatan kelompok ternak akan lebih baik dan berkembang.

"Jika pendampingan akan masih berjalan dengan baik, pihak pemerintah desa akan membantu dalam hal keuangan sehingga dapat lebih berkembang," ujar Parjo. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved