Masuk Tahun Politik, Ribuan Warga Panggungharjo Ikut Pengajian Akbar dan Doa Bersama

Memasuki tahun politik, ribuan warga desa Panggungharjo mengikuti pengajian akbar dan doa bersama

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
Ist
Pengajian akbar dan doa bersama masyarakat Panggungharjo memasuki tahun politik 2019. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Memasuki tahun politik, ribuan masyarakat desa Panggungharjo mengikuti pengajian akbar dan doa bersama di kampung Dolanan, Pandes, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Minggu (30/9/2018)

Selain doa bersama, acara ini sengaja digelar untuk mempertemukan masyarakat Panggungharjo dengan calon wakil rakyatnya yang akan maju pada pemilihan umum tahun 2019 mendatang.

Baca: Manajer Toko Elektronik di Yogyakarta ini Modifikasi Vespa Sesuai Karakter Dirinya

Sehingga diharapkan proses pemilihan umum bisa berjalan damai, jujur, adil dan bermartabat.

"Jangan sampai kerukunan dan hal-hal baik di Panggungharjo ini dirusak oleh perilaku berkampanye buruk yang terjadi di banyak tempat," terang Wahyudi Anggoro Hadi, selaku penggagas acara, melalui keterangan tertulis yang diterima tribunjogja.com, Minggu (30/9/2018).

Pengajian akbar dan doa bersama masyarakat Panggungharjo memasuki tahun politik 2019.
Pengajian akbar dan doa bersama masyarakat Panggungharjo memasuki tahun politik 2019. (Ist)

Baca: Filolog Muda Yogyakarta Dirikan Komunitas Jagongan Naskah untuk Lestarikan Peninggalan Naskah Kuno

Baca: Ular Piton Sepanjang Lima Meter Gegerkan Warga Banyubening, Butuh Empat Orang untuk Menangkapnya

Tidak ketinggalan dalam kesempatan ini, pria yang juga merupakan sarjana farmasi UGM ini mengingatkan, pentingnya untuk tetap menjaga iklim kerukunan dan persatuan antar warga.

Meskipun saat ini, desa Panggungharjo tengah menghadapi pemilihan kepala desa, periode 2019 - 2024.

"Setelah pemilihan kepala desa, warga desa yang sebelumnya berhadapan-hadapan mendukung calonnya, (harus) berrekonsiliasi dan tidak terus terjebak dalam kubu menang kalah. Bersama bahu membahu membangun desa Panggungharjo," ungkap dia.

Salah satu upaya untuk tetap menjaga iklim politik desa yang tenang, menurut dia, dengan cara masing-masing pihak saling menjaga.

Para pendukung kedua calon kepala desa, berkampanye dengan cara yang tertib dan tenang.

Tidak memasang foto calon kepala desa dalam media baliho maupun poster kampanye.

Baca: Melihat Dekat Proses Kerajinan Tudung Saji dari Bambu di Mangunan Bantul

Baca: Stikip Catur Sakti Tingkatkan Kualitas Guru PAUD di Bantul

Satu-satunya baliho foto calon kepala desa, dikeluarkan oleh panitia pemilihan kepala desa.

Sehingga warga Panggungharjo dapat menyongsong proses politik didesa dengan damai, tidak terpecah-pecah.

"Harapannya, situasi yang sudah baik dan tenang ini akan terbawa ke tingkat pesta demokrasi pemilihan presiden dan legislatif tahun 2019 mendatang," terangnya.

Harapan Wahyudi untuk proses politik di desa tetap tenang bukan tanpa alasan. Mengingat di desa panggungharjo sendiri terdapat 8 warga yang akan mengikuti Pemilihan legislatif.

Sehingga acara pengajian Akbar dan doa bersama dirasa sangat penting dilakukan. Sebagai pembekalan politik agar masyarakat Panggungharjo lebih dewasa menyikapi perbedaan pilihan.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved