Kota Yogyakarta

Pemkot Yogya Godok Kebijakan untuk Menekan Sampah Plastik

Pemkot Yogya telah menggodok kebijakan yang bisa menekan penggunaan kantong plastik di Kota Yogyakarta.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kota Yogya 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya mewujudkan target Kementerian Lingkungan Hidup yang mencanangkan bahwa tahun 2020 Indonesia akan terbebas dari sampah plastik.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi bahwa saat ini pihaknya telah menggodok kebijakan yang bisa menekan penggunaan kantong plastik di Kota Yogyakarta.

Baca: Warga Keluhkan Saluran Air Kalibening Penuh Tumpukan Sampah

"Saat ini penggunaan kantong plastik memang sudah berbayar. Namun harganya cuma Rp 200 sehingga efeknya kurang," ujarnya pada Tribunjogja.com, Kamis (13/9/2018).

Ia pun mengaku, bahwa dalam pembahasan aturan baru tersebut juga merumuskan harga berbayar untuk penggunaan kantong plastik di toko maupun warung.

Ia menilai harga saat ini masih belum membuat konsumen berpikir ulang untuk membawa tas belanjaan sendiri karena harga Rp 200 masih sangat terjangkau.

"Bawa tas dari rumah ini belum jadi kebiasaan. Saya berharap lama-lama mereka bisa membawa tas sendiri untuk belanja dan berdampak nyata pada sampah plastik yang ditimbulkan," ucapnya.

Upaya lain yang baru-baru ini dicanangkan Pemerintah Kota Yogyakarta adalah dengan gerakan mengurangi sampah botol plastik dengan membawa tumbler atau tempat minum sendiri.

Ketika air habis, pengguna tumbler bisa langsung mengisi ulang tempat air tanpa harus membeli air kemasan dalam botol plastik.

"Selain itu juga berupaya menghilangkan mindset untuk membuang sampah dan berpikir untuk mengolah sampah," tambahnya.

Heroe meminta agar warga mau untuk mulai membiasakan diri memisahkan sampah organik dan nonorganik.

"Kita ingin memberdayakan bank sampah yangg jumlahnya 400. Kiprah masyarakat penting. Mendorong agar pengelolaan sampah ini terus berjalan," tambahnya.

Selain itu, Heroe mengatakan bahwa  upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan memperbanyak biopori jumbo.

Sampah organik digunakan untuk pembuatan pupuk kompos.

Kecamatan Tegalrejo dalam hal itu sudah memulai menjalankannya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved