UNY Siapkan Prodi Kelas Internasional

TRIBUNJOGJA.COM - Rencana strategis UNY tahun 2015-2019 dengan perkembangan teknologi yang luar biasa akhirnya disempurnakan pada era 2017-2019 dengan kata "unggul".

Dari visi keunggulan tersebut, Rektor UNY Sustrisna Wibawa menekankan bahwa UNY harus memenuhi target 2019 unggul di tingkat Asia Tenggara, 2021 unggul di Asia dan 2025 unggul di dunia.

Baca: UNY Pertahankan Peringkat di Klaster 1 Perguruan Tinggi

"Dengan demikian world class university bisa tercapai tahun 2025," ucap Rektor Rabu (22/8/2018).

Untuk ke arah sana, UNY sedang mempersiapkan kelas internasional di prodi Pendidikan Sejarah (FIS), Pendidikan Geografi(FIS), Pendidikan Seni Kriya (FBS) dan Pendidikan Luar Biasa (FIP).

Sedangkan yang sudah berjalan adalah Pendidikan Matematika (FMIPA), Pendidikan Kimia (FMIPA), Pendidikan Teknik Elektronika (FT) dan Pendidikan Teknik Elektro (FT_ yang telah siap dinilai oleh AUN-QA (Asean University Netword – Quality Assurance).

Lebih lanjut dikatakan bahwa UNY adalah perguruan tinggi berbasis kependidikan, oleh karena itu pihaknya sedang mencari referensi keunggulan di bidang tersebut.

"UNY memiliki prodi non kependidikan namun masih ada korelasi dengan bidang kependidikannya” kata Sutrisna Wibawa.

Ia menjelaskan, prodi non kependidikan akan menjadi penguat prodi pendidikan.

Oleh karena itu di UNY ada kurikulum bersama antara kependidikan dan non kependidikan dimana non kependidikan akan mendorong kependidikan terutama dalam bidang subtansi ilmu dasarnya.

Selain itu, Rektor memaparkan bahwa banyak peningkatan yang dicapai UNY dalam semester ini, diantaranya 65,3% dosen berkualifikasi S2 dan 34,5% berkualifikasi S3.

Sedangkan jumlah mahasiswa berprestasi per Agustus 2018 ada 546 orang, 12 mahasiswa mewakili Indonesia dalam Asean Games Tahun 2018.

Baca: UNY dan UT Bekerjasama Kembangkan Pembelajaran Sistem Online

Untuk Pimnas tahun 2018, UNY mengirimkan 15 kelompok yang merupakan ranking 7 nasional.

Sedangkan dalam bidang riset dan pengembangan terdapat peningkatan di mana jurnal terakreditasi nasional yang dulunya hanya delapan buah melonjak menjadi 23 buah, selain itu juga terdapat 64.217 sitasi yang terbagi atas 2.099 Scopus serta 62.172 Google Scholar.

"Saya berharap kita dapat saling mensitasi terutama yang bidangnya sama, rujukan artikel diambil dari karya para dosen yang ada, untuk meningkatkan sitasi yang telah tercapai," ucapnya.(*)