EKSKLUSIF THE LOST GANESHA

Licinnya Formasi Semilir yang Mengalasi Wilayah Sambirejo Prambanan Sleman

Jenis batuannya berasal dari sedimentasi material piroklastik gunung berapi purba yang membentuk Formasi Semilir.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo
Muji, salah seorang saksi mata peristiwa terjungkalnya arca Ganesha pada 1955, melihat dari dekat objek yang sudah tak dilihatnya selama berpuluh-puluh tahun, Minggu (19/8/2018) 

TRIBUNJOGJA.COM - Wilayah berbukit Sambirejo, Prambanan, menyimpan potensi alam besar dan panorama yang cantik.

Namun di baliknya mengintai bahaya tak kalah mengerikan.

Tanah bergerak  membuat satu kampung lenyap  pada 1955.

Hasil penelitian Mohammad Rizki Legi Hartono dari Geologi UGM menunjukkan blok besar batuan yang menopang permukaan kawasan Desa Sambirejo dan sekitarnya berusia sangat tua. Diperkirakan terbentuk antara 36-33 juta tahun lalu. 

Jenis batuannya berasal dari sedimentasi material piroklastik gunung berapi purba yang membentuk Formasi Semilir.

Berjuta tahun lalu, pengendapan material letusan gunung berapi itu terjadi di lingkungan laut Neritik masa Miosen Awal. 

Patung Rsi Agastya yang oleh penduduk lokal disebut reco Gupolo. Arca salah satu ikon Siwaisme itu jadi ikon lokasi bekas Kampung Gepolo yang kini juga disebut Situs Gupolo di Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman
Patung Rsi Agastya yang oleh penduduk lokal disebut reco Gupolo. Arca salah satu ikon Siwaisme itu jadi ikon lokasi bekas Kampung Gepolo yang kini juga disebut Situs Gupolo di Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman (Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo)

Laporan penelitian yang dilakukan Lutfia Fajria, mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta, menunjukkan wilayah Sambirejo ada di zona merah. Sangat rawan bencana alam. 

Sebanyak 43,45 persen wilayah Desa Sambirejo masuk kategori kerawanan tinggi bencana alam, tanah bergerak maupun longsor.

Secara umum, menurut data penelitian Lutfia Fajaria ini, 58 persen wilayah Kecamatan Prambanan terdiri tanah berombak hingga perbukitan. 

Baca: Menilik Bekas-bekas Kampung Gepolo Prambanan, Lokasi Temuan The Lost Ganesha Raksasa

Baca: Kisah di Balik Penemuan The Lost Ganesha dan Lenyapnya Kampung Gepolo di Prambanan

Dideskripsikan, bencana tanah longsor atau tanah bergerak di kawasan perbukitan Prambanan, termasuk wilayah Desa Sambirejo, terjadi ketika tanah merekah saat kering.

Saat musim hujan tiba, air masuk ke rekahan-rekahan tanah tersebut. 

Air yang memenuhi rekahan-rekahan tanah itu membuat tanah di permukaan lereng-lereng bukit mengembang dan jenuh air.

Beban permukaan pun bertambah berat dan tidak stabil. Jika kemudian terdapat bidang luncur tanah, maka terjadilah longsor atau tanah bergerak. 

Dilihat dari ciri-ciri dan perilaku seperti ini, maka petaka inilah yang kemungkinan besar terjadi pada lahan di Kampung Gepolo, 63 tahun lalu.

Tanah bergerak meluncur di permukaan blok batuan yang licin, longsor, dan permukiman itupun ditinggalkan penduduknya. 

Jejak longsor dan tanah bergerak di bekas Kampung Gepolo, Dusun Gunungsari, Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman, DIY
Jejak longsor dan tanah bergerak di bekas Kampung Gepolo, Dusun Gunungsari, Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman, DIY (Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo)
Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved