Sleman
Luas Tanam Tembakau di Sleman Alami Penyusutan Drastis
Saat ini luas sawah yang ditanami tembakau ada 302 hektare, yang mayoritas ditanam di daerah Tempel, Sayegan, Ngaglik, Ngemplak, dan Kalasan.
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Luas tanam tembakau di Sleman tahun ini mengalami penurunan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Edi Sri Harmanto yang merupakan Kepala Bidang Holtikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DPPP) Sleman.
Baca: Jogja Kreatif 57 Dekatkan Hotel dengan Masyarakat
Edi mengatakan, saat ini luas sawah yang ditanami tembakau ada 302 hektare, yang mayoritas ditanam di daerah Tempel, Sayegan, Ngaglik, Ngemplak, dan Kalasan.
"Untuk luas pertanaman tembakau mengalami penyusutan dibanding tahun 2016. Saat ini banyak petani tembakau yang beralih ke tanaman cabai," terangnya pada Tribunjogja.com.
Edi mengungkapkan, penyusutan pertanaman tembakau di daerah Sleman cukup signifikan.
Yang mana di tahun 2016 luas lahan yang ditanami tembakau mencapai 1.215 hektar.
"Animo petani untuk menanam tembakau turun karena adanya ketidakpastian cuaca dan harga jual tembakau. Tahun ini untuk tembakau kita tidak ada target," ungkapnya.
Baca: Peringati HUT RI ke-73, Bupati Sleman Minta Seluruh Komponen Masyarakat Siap Hadapi Tantangan Global
Mengenai harga jual saat ini, Edi belum bisa memastikan.
Hal tersebut dikarenakan masa panen baru dimulai di bukan September.
"Kita belum tahu harga jualnya, karena panen baru dimulai bulan September. Kalau tanaman tembakau ini baik ditanam di musim kemarau. Yakni bukan Mei dan Juni. Jika nanti saat tembakau sudah siap panen dan hujan, maka akan menurunkan kualitas tembakau," katanya. (*)