Yogyakarta
Pemda DIY Kesulitan Cari Persewaan Alat Berat untuk TPST Piyungan
Pasalnya, tidak bisa dipungkiri, TPST Piyungan memiliki keterbatasan, sehingga harus ada saling pengertian.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Ari Nugroho
TRIBUJOGJA.COM, YOGYA - Persoalan sampah seakan menjadi momok tersendiri bagi Pemerintah Daerah (Pemda) DIY.
Masalah semakin pelik, saat alat berat yang ditempatkan di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, mengalami kerusakan.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) DIY, Muhammad Mansur, mengatakan bahwa alat berat sudah rusak sejak dua hari terakhir.
Namun, ia mengalami kesulitan untuk mencari penggantinya.
Baca: TPST Piyungan Kewalahan Olah Sampah
"Kita upayakan mencari sewaan. Tapi, ternyata di Yogyakarta itu sulit mencari rental alat berat. Siapapun itu, yang tahu persewaan alat berat, akan kita sewa. Anggarannya dari mana, yang penting ada persewaannya," katanya, Rabu (15/8/2018).
"Sejauh ini, tetap berusaha kita perbaiki, sambil menunggu. Mudah-mudahan, hari ini bisa selesai. Tapi, rusak satu hari saja penumpukan sampahnya sudah luar biasa," tambah Mansur.
Untuk mengantisipasi penumpukan itu, ia berharap, masyarakat bisa memilah dan mengurangi sampah dari sumbernya.
Sebab, sampah yang dibuang di TPST Piyungan tersebut, seharusnya hanya residu, sesuai dengan prinsip 3R (reuse, reduce dan recycle).
Terlebih, terkait pengelolaan sampah itu, sejatinya Pemda DIY sudah memilki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2014 tentang pengelolaan sampah.
Namun, menurutnya, sampai sekarang, produk hukum tersebut belum terlaksana sepenuhnya.
"Nah, kalau Perda tidak ditaati, ya seperti itu jadinya. Makanya, nyuwun tulung, kita sama-sama menyadari, kalau bisa sampah dipilah dari sumbernya, sehingga tidak sepenuhnya dibuang ke TPST, kan arahan Perdanya seperti itu," ucapnya.
Baca: Warga Kota Yogya Diminta Menahan Sampah di Rumah
Lebih lanjut, Mansur meminta pemerintah kabupaten-kota, untuk berperan aktif dalam menyosialisasikan Perda tersebut kepada masyarakat.
Pasalnya, tidak bisa dipungkiri, TPST Piyungan memiliki keterbatasan, sehingga harus ada saling pengertian.
"Jangan sampai meja, kursi, bantal yang sudah tidak terpakai, langsung dibuang ke sana, jangan. Tapi, tidak usah saling menyalahkan, semua pasti ada solusinya, walaupun memang butuh waktu. Kita juga kerja keras, bagaimana caranya," ungkapnya.
Ia pun menjelaskan, sejak 2015 silam, pengelolaan TPST Piyungan memang telah dilimpahkan kepada Pemda DIY.